Ntvnews.id, Taheran - Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, memberikan peringatan keras bahwa negaranya akan memberikan respons terhadap setiap tindakan militer dari Amerika Serikat (AS). Ia menyatakan bahwa serangan balasan Iran akan menyasar pangkalan-pangkalan militer AS yang tersebar di kawasan Timur Tengah.
"Jika kami diserang -- jika perang dipaksakan kepada kami -- kami akan merespons dengan tegas," ujar Nasirzadeh dalam wawancara dengan televisi pemerintah Iran, sebagaimana dikutip dari Al Arabiya, Selasa, 6 April 2025.
"Kami akan menargetkan kepentingan dan pangkalan-pangkalan mereka (AS-red)," lanjutnya dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu, 4 Mei 2025 malam.
Nasirzadeh menekankan bahwa Iran tidak memiliki niat bermusuhan terhadap negara-negara tetangganya. Namun, ia menegaskan bahwa jika AS melancarkan serangan militer, maka semua pangkalan militer AS yang berada di wilayah negara-negara tetangga Iran akan dianggap sebagai target sah dalam balasan Teheran.
Baca Juga: Rudal Yaman Masih Hantam Israel dalam Percobaan Tigari Berturut-turut
Pada hari yang sama, Iran juga memperkenalkan rudal balistik terbarunya yang diberi nama "Qassem Basir".
Menurut laporan kantor berita Tasnim yang berafiliasi dengan pemerintah Iran, "Rudal Qassem Basir merupakan rudal balistik berbahan bakar padat dengan jangkauan 1.200 kilometer."
Sejak 12 April lalu, Iran dan AS telah melangsungkan tiga putaran perundingan nuklir dengan mediasi Oman. Ini menjadi interaksi tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada 2018 lalu.
Putaran keempat perundingan yang awalnya dijadwalkan pada Sabtu, 3 Mei 2025 tertunda karena kendala logistik yang belum dijelaskan secara rinci.
Baca Juga: Ngeri, Mafia Ingin Tembak Pesawat Presiden Kolombia dengan Rudal
Iran secara konsisten menyatakan bahwa negaranya tidak berniat untuk mengembangkan senjata nuklir. Teheran menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai dan hanya untuk kebutuhan sipil.
Dalam diskusi dengan AS, Iran juga dengan tegas menolak membicarakan isu-isu terkait kapabilitas militer dan pertahanannya, termasuk pengembangan rudal balistik.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Iran apabila upaya diplomatik menemui jalan buntu. Selain itu, Washington telah memberlakukan sanksi tambahan yang ditujukan pada sektor minyak Iran, sebagai bagian dari tekanan ekonomi terhadap Teheran.