Ntvnews.id, Jakarta - Wacana pelatihan dokter umum untuk menangani persalinan, terutama melalui operasi sesar, di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia, kembali menjadi perbincangan hangat. Wacana ini muncul setelah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan agar dokter umum di daerah diberi kewenangan untuk melakukan operasi sesar, terutama pada ibu hamil dengan kondisi medis tertentu.
Baca Juga: Bukan ke Dinkes, Viral Praktik Dokter Harus Izin ke Ormas Barak Indonesia di Bogor
Tujuan utama dari rencana ini adalah untuk menanggulangi tingginya angka kematian ibu saat melahirkan di wilayah 3T. Kekurangan tenaga medis, khususnya dokter kandungan, menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi di daerah-daerah ini.
Dalam beberapa kasus, ibu hamil di wilayah tersebut harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai, yang tak jarang berujung pada keterlambatan penanganan dan dampak fatal bagi ibu dan bayi.
Menurut Menteri Kesehatan, melatih dokter umum untuk melakukan operasi sesar dapat mempercepat penanganan dan memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat di daerah-daerah yang kekurangan fasilitas kesehatan.
Rencana ini tentunya sangat ambisius dan menandai sebuah langkah besar untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di seluruh penjuru Indonesia, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat-pusat medis.
Namun, Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, menegaskan bahwa meskipun wacana ini menarik, hal tersebut masih memerlukan kajian yang sangat mendalam. Ia menyebutkan bahwa pelatihan dokter umum untuk menangani persalinan, terutama operasi sesar, masih jauh dari implementasi dan masih dalam tahap pembicaraan dengan kolegium.
"Belum, masih jauh. Masih wacana. Masih dibicarakan dengan kolegium," katanya di sela-sela konferensi pers acara ASEAN - Japan Medical Devices Regulatory Training 2025, di Jakarta, Rabu.
Sumber: Antara