Prabowo Sebut Energi Surya dan Baterai sebagai Pilar Ketahanan Energi Nasional

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Jun 2025, 16:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Prabowo Subianto Prabowo Subianto (Setpres)

Ntvnews.id, Karawang - Saat memimpin acara groundbreaking proyek ekosistem baterai terintegrasi, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa listrik tenaga surya dan baterai menjadi kunci ketahanan energi nasional.

Ia menguraikan kontribusi proyek ini terhadap hilirisasi dan pengolahan sumber daya alam menjadi produk bernilai tinggi. Presiden menjelaskan jalur menuju ketahanan energi.

"Salah satu nanti jalan kita menuju swasembada energi adalah listrik, listrik dari tenaga surya. Dan listrik dari tenaga surya ya kuncinya adalah baterai.” ujarnya Prabowo Subianto dalam acara pembangunan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EC) terintegrasi Konsorsium Antam - IBC - CBL, Karawang, Minggu, 29 Juni 2025.

Ia menyebut laporan yang menyebut proyek ini menghasilkan 15 GW, namun untuk mencapai kemandirian, dibutuhkan hingga 100 GW.

Baca Juga: Prabowo Resmikan Pembangunan Proyek Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi

"artinya proyek ini harus dilipat gandakan.” tegasnya.

Presiden menegaskan lima hingga enam tahun sebagai target swasembada energi.

"bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Lima tahun, paling lambat enam tahun.” jelasnya.

Prabowo optimis hal itu bisa tercapai berkat integrasi teknologi selain sumber daya alam Indonesia. Ia menjelaskan bahwa hilirisasi bukan sekadar jargon, tapi bagian dari strategi panjang

"cita-cita hilirisasi sudah sangat lama dari Bung Karno, Presiden-Presiden kita selanjutnya juga bercita-cita melaksanakan hilirisasi.” jelasnya.

Hilirisasi yang dihasilkan akan memberikan nilai tambah, kemakmuran, dan kesejahteraan bagi rakyat.

Dalam pidatonya, Prabowo juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional

"groundbreaking ini bukti keseriusan kita bermitra dengan kawan-kawan kita dari Tiongkok, terobosan luar biasa.” jelasnya.

Baca Juga: Prabowo dan PM Malaysia Segera Tetapkan Solusi Bersama untuk Ambalat

Proyek tersebut terdiri dari total enam usaha patungan (Joint Venture/JV) mulai dari proyek hulu hingga hilir. Detailnya, JV satu hingga tiga merupakan ekosistem baterai di sisi hulu. Sedangkan, JV empat hingga enam merupakan ekosistem baterai di sisi hilir.

Hulu:

JV 1: Proyek pertambangan nikel PT Sumberdaya Arindo (SDA) kapasitas produksi nikel saprolite 7,8 juta wet metric ton (wmt) dan limonite 6 juta wmt, total 13,8 juta wmt dengan porsi kepemilikan saham PT Antam sebesar 51% dan CBL sebesar 49%. Proyek ini sudah mulai berproduksi sejak tahun 2023 lalu.

JV 2: Proyek fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter nikel) jenis Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) PT Feni Haltim (FHT) kapasitas 88 ribu ton refined nickel alloy per tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 60% dan PT Antam sebesar 40%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2027 mendatang.

JV 3: Proyek fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter nikel) jenis High Pressure Acid Leaching (HPAL) PT Nickel Cobalt Halmahera (HPAL JVCO) kapasitas 55 ribu ton MHP per tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT Antam sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2028 mendatang.

Hilir:

JV 4: Proyek material baterai yang akan memproduksi bahan katoda, kobalt sulfat, dan prekursor terner kapasitas 30 ribu ton Li-hydroxide berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara dengan porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT IBC sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan berproduksi pada tahun 2028 mendatang.

JV 5: Proyek sel baterai PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB) berlokasi di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC). Proyek ini terbagi menjadi fase 1 dengan kapasitas 6,9 GWh/tahun dan fase 2 kapasitas 8,1 GWh/tahun, total kapasitas 15 GWh/tahun. Adapun, porsi kepemilikan saham CBL 70% dan PT IBC sebesar 30%. Proyek ini ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2026 mendatang untuk fase 1, dan pada tahun 2028 mendatang untuk fase 2.

JV 6: Proyek daur ulang baterai berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kapasitas 20 ribu ton logam/tahun dengan porsi kepemilikan saham CBL 60% dan PT IBC sebesar 40%. Proyek ini ditargetkan tahun 2031 mendatang.

Khusus JV 5, fase 1 proyek sel baterai jenis Li-ion tersebut ditargetkan mulai beroperasi total pada akhir 2026 mendatang.

Sedangkan, pada fase kedua proyek JV 5 yang nantinya akan beroperasi dengan kapasitas hingga 15 GWh/tahun ditargetkan beroperasi pada tahun 2028 mendatang.

x|close