Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) terus memperkuat upaya pengelolaan hutan Indonesia dengan target ambisius mencapai FOLU Net Sink 2030, yaitu kondisi dimana penyerapan karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan sama besar atau lebih besar dibandingkan emisi yang dihasilkan.
Target ini tidak hanya menjadi fokus Kemenhut, tetapi juga menjadi bagian penting dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024-2029 yang tengah diimplementasikan secara konsisten.
Baca Juga: Izin Eiger Adventure Land di Puncak Diterbitkan Kemenhut
Dalam acara Journalist Workshop on Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yang digelar di Jakarta, Jumat, Sekretaris Jenderal Kemenhut, Mahfudz, menegaskan komitmen Indonesia untuk mewujudkan target tersebut.
"Kita terus melakukan langkah-langkah di dalam program-program yang tentu kita terjemahkan di dalam RPJMN yang selalu di-update lima tahun, sekarang 2024-2029," katanya.
Upaya ini menjadi sangat penting mengingat sektor kehutanan merupakan penyumbang terbesar dalam target pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia yang tercantum dalam dokumen iklim Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC).
Proyeksi menunjukkan bahwa sektor Forestry and Other Land Use (FOLU) akan berkontribusi hampir 60 persen dari total penurunan emisi nasional, dengan angka penurunan mencapai sekitar -140 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) pada 2030.
Mahfudz menegaskan, keterlibatan masyarakat lokal dan penghormatan terhadap kearifan lokal sangat vital dalam pengelolaan hutan lestari.
"Jadi bagaimana peran hutan adat misalnya, peran kearifan lokal dalam menjaga hutan. Ini penting," jelasnya.
(Sumber: Antara)