Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah kapal motor yang tengah berlayar menuju Pulau Enggano, Bengkulu, dilaporkan hilang kontak saat melintasi perairan Lampung. Kapal bernama KM Althaf ini membawa delapan orang, terdiri dari lima penumpang dan tiga anak buah kapal (ABK), dan hingga kini belum tiba di tujuan.
Kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, pada Sabtu, 24 Mei 2025 pukul 15.00 WIB, dan dijadwalkan tiba di Pulau Enggano paling lambat Minggu pagi, mengingat waktu tempuh normal sekitar 12–14 jam. Namun, hingga Senin siang, 26 Mei 2025, kapal belum juga merapat di pelabuhan tujuan, memicu kekhawatiran dari pihak keluarga dan warga setempat.
Tim SAR akan melanjutkan pencarian pada Selasa pukul 07.00 WIB. Basarnas Bengkulu menerima laporan Kapal Motor Althaf hilang kontak selama 30 jam di laut pada Senin.
Berdasarkan informasi yang diterima dari seorang ABK bernama Fengki, kapal sempat mengalami kerusakan mesin saat berada di sekitar perairan Lampung. Informasi ini kemudian diteruskan ke Kantor Basarnas Bengkulu, yang langsung melakukan koordinasi untuk upaya pencarian dan penyelamatan.
"Kami telah menerima informasi dari Fengki, ABK Kapal Althaf bahwa Kapal Althaf saat ini berada di perairan Lampung," ujar Humas Basarnas Bengkulu, Mega Maysilva, dalam keterangan resmi, Selasa, 27 Mei 2025, dilansir Antara.
Mega menambahkan, tim gabungan yang terdiri dari personel Basarnas dan TNI AL segera dikerahkan untuk menindaklanjuti laporan tersebut dan melakukan evakuasi. Saat ini kapal pencarian sedang menuju titik koordinat terakhir yang dilaporkan.
“Saat tim rescue dibantu dengan Pos AL sedang menuju lokasi terdekat untuk evakuasi dan penjemputan korban. Kami mohon doanya agar lancar, dan tim segera bertemu dengan para korban. Untuk informasi lebih lanjut akan kami informasikan," katanya.
Pulau Enggano sendiri merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di tengah Samudera Hindia, sekitar 156 kilometer dari Kota Bengkulu. Akses ke pulau tersebut hanya bisa dilakukan melalui jalur laut, dan kondisi gelombang laut yang cukup tinggi sering menjadi tantangan dalam pelayaran.
Kepala Desa Kaana di Pulau Enggano, Alamudin, mengungkapkan kekhawatirannya atas keterlambatan kapal. “Biasanya pelayaran dari Pulau Baai ke Enggano hanya butuh waktu maksimal 14 jam. Tapi sampai hari Senin siang, kapal belum juga sampai,” ujarnya.
Masalah lainnya adalah kondisi Pelabuhan Pulau Baai yang sejak dua bulan terakhir mengalami pendangkalan alur. Hal ini membuat aktivitas pelayaran menjadi terhambat dan memaksa sebagian warga menggunakan kapal nelayan sebagai alternatif transportasi.
Situasi ini menambah kekhawatiran terhadap keselamatan para penumpang dan ABK KM Althaf. Pihak keluarga berharap upaya penyelamatan segera membuahkan hasil dan seluruh penumpang dapat ditemukan dalam kondisi selamat. Basarnas pun berjanji akan terus memberikan pembaruan informasi seiring proses evakuasi yang berlangsung.