Gak Terima Ditegur Parkir Sembarangan, Oknum Anggota TNI Diduga Keroyok 3 Warga Depok

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Jun 2025, 11:18
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Parkiran roda dua di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta. Parkiran roda dua di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta. (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Tiga warga diduga dikeroyok anggota TNI di kawasan parkir Hypermart, Jalan Tole Iskandar, Cilodong, Depok. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu, 31 Mei 2025 sekitar pukul 18.30 WIB.

Korban bernama Sandi Lesmana, Januar Dwi Putra dan Margo Ade Mulyanto

Peristiwa bermula saat seorang pengendara motor hendak memarkir kendaraannya di area yang dikhususkan bagi mobil. Salah satu korban menegur dengan sopan agar pengendara tak parkir sembarangan.

Tapi, teguran tersebut tak diterima dengan baik hingga berujung adu mulut. Pelaku pun mengancam akan kembali dengan membawa satu kompi orang.

"Korban hanya menegur karena pelaku parkir sembarangan. Tapi yang terjadi malah kekerasan. Pelaku merasa tersinggung, lalu memukul," ujar kuasa hukum para korban, Army Mulyanto, Minggu, 1 Juni 2025.

Tak lama berselang, sekitar sepuluh orang datang, dan beberapa di antaranya mengenakan atribut militer. Mereka langsung menyerang para korban secara brutal.

"Korban dipukuli secara membabi buta. Ada yang berseragam loreng. Mereka datang, melakukan kekerasan di depan umum, lalu kabur ke arah kompleks Kostrad," kata Army.

Akibat peristiwa ini, Sandi Lesmana mengalami luka sobek pada bibir. Sementara Januar Dwi Putra mengalami luka berdarah pada hidung, lebam di mata kiri, serta lecet di bagian rusuk kanan dan kiri. Untuk Margo Ade Mulyanto, mengalami lebam parah di mata kanan hingga sempat tak bisa melihat, serta luka lecet pada lutut.

Peristiwa itu kini telah dilaporkan ke Polres Metro Depok dengan Laporan Polisi Nomor: LP/B/1074/V/2025/SPKT/POLRES METRO DEPOK/POLDA METRO JAYA tertanggal 31 Mei 2025.

Army menilai, tindakan ini bukan insiden biasa, melainkan kekerasan serius yang tak bisa ditoleransi.

"Kami minta penegak hukum tidak tinggal diam. Ini tindakan brutal oleh aparat yang seharusnya melindungi masyarakat, bukan pelaku kekerasan. Ini premanisme berseragam," jelasnya.

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa para korban yang telah menjalani visum. Sampai saat ini, identitas para pelaku masih dalam penyelidikan.

x|close