Ntvnews.id, Moskow - Serangan drone besar-besaran yang dilakukan Ukraina terhadap pangkalan udara strategis Rusia dianggap sebagai salah satu operasi paling berani sejak perang berlangsung.
Aksi ini menambah daftar serangan penting Ukraina yang menyasar infrastruktur militer dan simbol kekuatan Rusia.
Menurut sumber dari Badan Keamanan Ukraina (SBU), serangan ini menargetkan pangkalan udara utama Rusia yang terletak ribuan kilometer dari garis depan.
Dilansir dari Reuters, Rabu, 4 Juni 2025, Drone-drone tersebut berhasil disusupkan ke dalam wilayah Rusia dan disembunyikan di dalam rumah kayu bergerak yang dipasang di atas truk. Operasi ini diklaim telah dirancang selama lebih dari 18 bulan.
Sumber yang sama menyebutkan serangan ini menimbulkan kerugian sebesar US$ 7 miliar atau sekitar Rp 113,77 triliun (kurs Rp 16.253), serta menghancurkan sekitar 34% dari armada pembawa rudal jelajah strategis Rusia yang berada di pangkalan tersebut.
Baca Juga: Rusia Bicara China yang Objektif Soal Lawat Dominasi Barat, Apa Itu?
Serangan yang terjadi pada hari Minggu, 1 Juni 2025, ini dianggap sebagai salah satu serangan udara terbesar yang pernah dilakukan Ukraina sejak awal konflik. Lebih dari 40 pesawat, termasuk pembom strategis TU-95 dan Tu-22M3, serta salah satu pesawat pengintai A-50 milik Rusia, dilaporkan menjadi sasaran.
Data dari International Institute for Strategic Studies (IISS) menyebutkan bahwa pada awal tahun ini, Rusia memiliki 55 jet Tu-22M3 dan 57 Tu-95.
Tu-22M3 adalah pesawat pembawa rudal jarak jauh, sementara Tu-95 adalah pembom era Soviet yang telah dimodifikasi untuk meluncurkan rudal jelajah.
Pakar militer Peter Layton menyatakan bahwa hilangnya pesawat-pesawat ini akan memaksa Rusia lebih mengandalkan drone dalam operasi-operasi mendatang.
Baca Juga: Kelakar Trump Ingatkan Putin Soal Kejatuhan Rusia
Sementara itu, analis militer Carl Schuster menilai serangan ini menjadi tekanan besar bagi Presiden Vladimir Putin dan kemungkinan akan memicu peningkatan anggaran keamanan dalam negeri Rusia.
Serangkaian Serangan Strategis Ukraina
Selain serangan terhadap pangkalan udara, Ukraina juga melancarkan beberapa operasi penting lainnya selama konflik, antara lain:
- Tenggelamnya Kapal Moskva
Pada April 2022, kapal penjelajah Moskva, kebanggaan Armada Laut Hitam Rusia, tenggelam setelah diklaim terkena rudal antikapal Neptune buatan Ukraina. Rusia menyatakan kapal tersebut mengalami kebakaran yang menyebabkan ledakan amunisi. Tenggelamnya Moskva menjadi pukulan besar bagi militer dan simbol kekuatan maritim Rusia. - Serangan terhadap Kapal Ivanovets
Awal 2024, enam drone laut yang ditenagai jet ski milik Ukraina berhasil menenggelamkan kapal rudal berpemandu Rusia, Ivanovets. Rekaman memperlihatkan dua drone menghantam kapal tersebut hingga meledak dan tenggelam. - Serangan terhadap Jembatan Kerch
Jembatan Kerch sepanjang 12 mil yang menghubungkan Rusia dengan Semenanjung Krimea diserang pada Juli 2023 menggunakan drone laut eksperimental. Serangan ini, yang diklaim sebagai operasi gabungan SBU dan Angkatan Laut Ukraina, merusak jalur kendaraan dan menewaskan dua warga sipil.
Jembatan ini dibangun setelah pencaplokan Krimea pada 2014 dengan biaya sekitar US$ 3,7 miliar.