Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkap bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah memperingatkan soal niatnya untuk melakukan pembalasan atas serangan drone Ukraina yang mengejutkan terhadap armada pesawat pengebom milik Moskow. Trump menyatakan bahwa Putin belum menunjukkan kesiapan untuk segera mengakhiri konflik.
Dilansir dari Reuters, Sabtu, 7 Juni 2025, serangan mendadak yang dilakukan Ukraina pada hari Minggu lalu menargetkan pangkalan udara Rusia dan mengakibatkan kehancuran beberapa pesawat pengebom dengan kemampuan nuklir, yang nilai totalnya mencapai miliaran dolar AS. Peristiwa ini menjadi topik utama dalam pembicaraan telepon antara Trump dan Putin pada Rabu, 4 Juni 2025 waktu setempat.
"Presiden Putin menyampaikan dengan tegas bahwa ia harus memberikan respons terhadap serangan baru-baru ini di pangkalan udara tersebut," kata Trump dalam unggahannya di platform media sosial miliknya, Truth Social, usai melakukan percakapan selama sekitar satu jam 15 menit dengan Putin.
Baca Juga: Negaranya di Bombardir Ukraina, Ini Respons Putin
"Pembicaraannya cukup baik, tetapi itu bukan jenis diskusi yang mengarah pada tercapainya perdamaian dalam waktu dekat," lanjut Trump.
Pemerintah Rusia menyebut percakapan telepon itu berlangsung secara "positif" dan "produktif", dengan salah satu topik tambahan yang dibahas adalah terkait program nuklir Iran. Moskow juga menyatakan bahwa Trump telah memberi tahu Putin bahwa Washington tidak memiliki informasi sebelumnya mengenai rencana serangan drone dari pihak Ukraina.
Serangan menggunakan 117 drone itu menargetkan pangkalan udara Rusia dan berhasil mengenai 41 pesawat, termasuk beberapa unit pesawat pengebom supersonik jarak jauh jenis Tu-22M dan Tu-95.
Rusia mengonfirmasi bahwa fasilitas udaranya diserang oleh pihak yang mereka sebut sebagai 'teroris Ukraina'. Sementara itu, analisis citra satelit menunjukkan bahwa setidaknya 13 pesawat mengalami kerusakan atau kehancuran: delapan unit Tu-95, empat Tu-22M, dan satu An-12.
Baca Juga: Kelakar Donald Trump Ancam Putin dan Zelensky
Menurut sejumlah pengamat, insiden ini telah memukul citra Rusia sebagai kekuatan nuklir global. “Serangan ini justru secara tidak langsung menguntungkan Barat karena melemahkan potensi nuklir Rusia,” ujar Letnan Jenderal Ihor Romanenko, mantan wakil kepala staf militer Ukraina.
Dalam pernyataannya, Trump tidak mengonfirmasi apakah ia mendesak Putin untuk tidak melakukan aksi balasan terhadap Ukraina, yang merupakan salah satu sekutu utama AS.
Trump sendiri kerap menuai kekhawatiran dari pemerintah Ukraina dan para pendukungnya karena sikapnya yang dinilai terlalu bersimpati pada Putin. Namun demikian, baru-baru ini Trump menunjukkan rasa kecewa terhadap Presiden Rusia itu. Ia bahkan menyebut Putin sebagai “orang gila” minggu lalu karena terus melanjutkan serangan, yang bertentangan dengan janji Trump untuk segera mengakhiri perang.