Ntvnews.id, Jakarta - Kapal bernama Madleen mengangkut 12 aktivis solidaritas Palestina, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg. Mereka berangkat dari Pelabuhan Catania, Sisilia, Italia pada Minggu, 1 Juni 2025 lalu, dengan tujuan menuju Jalur Gaza, Palestina. Namun, pada Minggu malam, tepatnya pada 8 Juni 2025, kapal itu hilang kontak setelah memasuki wilayah perairan Gaza.
Menurut laporan Yonhap pada Senin, pelayaran selama tujuh hari tersebut seharusnya tiba dan berlabuh di Gaza pada Senin pagi, 9 juni 2025.
Tak hanya dari Swedia, para aktivis yang berada di kapal Madleen juga berasal dari berbagai negara, termasuk Jerman, Prancis, Brasil, Turki, Spanyol, dan Belanda.
Nama Madleen diambil dari sosok inspiratif Madleen Kulab, nelayan perempuan pertama di Jalur Gaza. Ia adalah anak sulung dari empat bersaudara yang telah membantu ayahnya melaut sejak kecil.
Setelah ayahnya mengalami luka akibat serangan Israel, Madleen mengambil alih peran tersebut dan mulai mengarungi laut dengan penuh keteguhan dan keberanian menjadikan dirinya simbol kekuatan perempuan di tengah konflik.
Baca juga: Detik-detik Kapal AL Meksiko Tabrak Jembatan Brooklyn Sebabkan 22 Orang Terluka
Kapal Madleen diberangkatkan oleh Freedom Flotilla Coalition, sebuah organisasi nirlaba internasional yang konsisten mengirim bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Misi ini dilakukan sebagai respons atas blokade ketat yang diberlakukan militer Israel sejak pecahnya serangan besar pada 7 Oktober 2023, yang kini telah berlangsung mendekati 100 hari.
Bantuan yang dibawa kapal Madleen mencakup kebutuhan mendesak seperti susu bayi, tepung, beras, popok, perlengkapan perempuan, alat penjernih air, obat-obatan, hingga kruk dan kaki palsu untuk anak-anak—menurut keterangan dari penyelenggara.
Kapal Madleen dilaporkan mendekati pantai Jalur Gaza melalui Laut Mediterania, tepatnya dari arah utara Mesir. Namun pada Senin dini hari, pelacak milik Freedom Flotilla Coalition (FFC) menunjukkan simbol “tanda seru” pertanda bahwa kapal tersebut telah kehilangan kontak dengan dunia luar.
Sebelumnya, otoritas Israel telah melarang segala bentuk "upaya provokasi" untuk menembus blokade pesisir Gaza, dengan alasan mencegah penyelundupan senjata ke tangan Hamas.
Saat terakhir terlacak, kapal berbendera Inggris tersebut tengah mendekati kawasan perairan teritorial Gaza yang diblokade ketat oleh militer Israel, tepat di lepas pantai yang kerap menjadi zona sensitif.
Baca juga: Israel Blokade Kunjungan Delegasi Arab di Tepi Barat Palestina
(Sumber: Antara)