Ntvnews.id, Jakarta - Israel secara resmi meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Iran dalam operasi militer bernama Rising Lion (Singa Bangkit) pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025.
Serangan ini menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, sementara Amerika Serikat (AS) dengan tegas menyatakan tidak terlibat dan memperingatkan Teheran agar tidak membalas dengan menyerang kepentingan AS di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengeluarkan pernyataan resmi dari Gedung Putih yang menegaskan bahwa Israel melakukan serangan tanpa koordinasi dengan Washington.
"Malam ini, Israel mengambil tindakan sepihak terhadap Iran. Kami tidak terlibat dalam serangan ini, dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan AS di kawasan," kata Rubio dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
Dia menambahkan bahwa Israel meyakini serangan ini sebagai bentuk pertahanan diri, namun AS telah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan personelnya.
"Saya tegaskan: Iran tidak boleh menargetkan kepentingan atau personel AS," tegasnya.
Israel Serang Ibu Kota Iran, Ledakan Guncang Langit Tehran
Pasukan Israel terlihat di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza di bagian selatan Israel (2/7/2024). (Dok.Antara)
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa mereka telah melancarkan serangan gabungan terhadap program nuklir Iran.
"Puluhan jet tempur Israel menyelesaikan fase pertama operasi dengan menyerang puluhan target militer, termasuk fasilitas nuklir di berbagai wilayah Iran," bunyi pernyataan resmi IDF.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pidato video menyatakan bahwa operasi Rising Lion bertujuan untuk "menghilangkan ancaman eksistensial Iran terhadap Israel."
"Rezim Teheran selama puluhan tahun terang-terangan menyerukan penghancuran Israel sambil mengembangkan senjata nuklir. Kami tidak akan membiarkan itu terjadi," tegas Netanyahu.
Media pemerintah Iran, termasuk Fars News yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi (IRGC), melaporkan serangan udara di kawasan Shahrak-e Mahallati, tempat tinggal pejabat militer tinggi Iran. Televisi negara juga menyiarkan laporan ledakan di beberapa titik di Teheran.
Seorang pejabat Israel yang enggan disebutkan namanya menyatakan, "Rumah pejabat militer dan politik Iran menjadi sasaran, bukan warga sipil."
Menanggapi serangan tersebut, Iran menutup total wilayah udaranya. Bandara Imam Khomeini membatalkan seluruh penerbangan, sementara situs pelacak FlightRadar24 menunjukkan tidak ada aktivitas penerbangan di wilayah Iran.