Ntvnews.id, Washington DC - Gedung Putih menegaskan bahwa kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah tetap bersifat defensif, meskipun terjadi peningkatan aktivitas militer di tengah konflik intens antara Israel dan Iran.
Dilansir dari AFP, Rabu, 18 Juni 20245, Presiden Donald Trump baru-baru ini mengeluarkan pernyataan mengejutkan melalui media sosial yang menyerukan evakuasi ibu kota Iran, Teheran. Pernyataan itu, memunculkan dugaan bahwa AS mungkin akan ikut serta dalam serangan terhadap Iran bersama Israel.
Spekulasi semakin berkembang setelah diumumkan bahwa Trump akan meninggalkan pertemuan puncak G7 di Kanada lebih awal dan kembali ke Washington karena eskalasi konflik di Timur Tengah.
Baca Juga: Dubes Iran Nyatakan Siap untuk Proses Evakuasi WNI
Namun, baik Gedung Putih maupun Pentagon memastikan bahwa pasukan AS tetap menjalankan peran pertahanan di wilayah tersebut. Juru bicara Gedung Putih, Alex Pfeiffer, menanggapi spekulasi di media sosial dengan menyatakan bahwa klaim AS akan menyerang Iran adalah tidak benar.
"Pasukan kami tetap dalam posisi bertahan. Tidak ada perubahan dalam hal itu," tegas Pfeiffer.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dalam wawancara dengan Fox News. Ia menyebut AS menempatkan pasukan secara strategis untuk mempertahankan kekuatan dan mendorong tercapainya penyelesaian damai.
Baca Juga: Buntut Perang Israel-Iran, 3 Negara Arab Mundur dari Kejuaraan Anggar di Bali
"Kami ingin menunjukkan kekuatan dalam posisi defensif dan berharap perdamaian bisa tercapai," ujar Hegseth.
Pada hari yang sama, Hegseth juga mengumumkan pengerahan tambahan kemampuan militer ke wilayah tersebut selama akhir pekan guna memperkuat posisi pertahanan.
"Keamanan personel AS menjadi prioritas utama kami, dan pengerahan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan pertahanan kami di kawasan," jelasnya.
Langkah ini diambil di tengah laporan pergerakan kapal induk USS Nimitz yang meninggalkan perairan Asia Tenggara pada Senin, 16 Juni 2025, bersamaan dengan informasi tentang puluhan pesawat tempur AS yang tengah terbang melintasi Samudra Atlantik.
Seorang pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya juga membenarkan bahwa Hegseth telah menginstruksikan Kelompok Tempur Kapal Induk Nimitz untuk bergeser ke Timur Tengah guna memperkuat pertahanan dan melindungi personel militer AS.