Sebut Iran Biang Kerok, G7: Israel Punya Hak untuk Membela Diri

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Jun 2025, 12:27
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
KTT G7 di Kanada. KTT G7 di Kanada. (Reuters)

Ntvnews.id, Kanada - Negara-negara anggota Group of Seven (G7) menyatakan dukungan mereka terhadap Israel dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin malam, 16 Juni 2025 waktu setempat. Mereka juga sekaligus menyebut Iran sebagai sumber utama alias biak kerok ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah.

Dalam pernyataan itu, para pemimpin G7 juga menyerukan agar ketegangan di wilayah tersebut dapat diredakan secara menyeluruh.

Mereka adalah Presiden Dewan Eropa Antonio Costa, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Mark Carney, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berpose untuk foto bersama dalam rangkaian KTT G7 di Kananaskis, Alberta, Kanada, pada 16 Juni 2025.

Perang udara antara Iran dan Israel yang dimulai sejak Jumat, 13 Juni 2025 ketika Israel meluncurkan serangan udara ke wilayah Iran, telah memicu kekhawatiran di kawasan yang sebelumnya sudah tegang sejak dimulainya serangan militer Israel ke Gaza pada Oktober 2023.

Baca Juga: G7 Umumkan Dukung Israel dan Sebut Iran sebagai Biang Kerok di Timur Tengah

“Kami menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Kami kembali menyampaikan dukungan kami terhadap keamanan Israel,” kata para pemimpin G7 dalam pernyataan tersebut dikutip dari laman Reuters, Rabu, 18 Juni 2025.

“Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror di kawasan,” lanjut pernyataan itu. Para pemimpin G7 juga menyatakan secara tegas bahwa “Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.”

Israel mengklaim serangan terhadap Iran pada Jumat lalu sebagai langkah preemptif untuk mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir. Sejak saat itu, kedua negara yang saling berseteru di kawasan Timur Tengah ini saling melancarkan serangan.

Pihak berwenang Iran melaporkan lebih dari 220 orang tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, sementara Israel menyatakan 24 warga sipilnya menjadi korban jiwa.

Baca Juga: Ngeri, Iran Mulai Luncurkan Rudal Hipersonik yang Mematikan

Iran membantah tudingan bahwa mereka tengah mengupayakan senjata nuklir dan menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai, termasuk pengayaan uranium, sebagaimana diatur dalam Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) yang mereka ikuti.

Sementara itu, Israel, yang bukan bagian dari NPT, diyakini luas sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, meskipun Tel Aviv tidak pernah mengkonfirmasi atau membantah hal tersebut secara resmi.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan akan meninggalkan pertemuan puncak G7 di Kanada lebih awal untuk segera kembali ke Washington menyusul perkembangan situasi di Timur Tengah.

Meski begitu, Amerika Serikat menegaskan bahwa mereka tidak terlibat langsung dalam serangan Israel terhadap Iran. Namun, Trump mengungkapkan pada Jumat bahwa Washington telah mengetahui rencana serangan Israel sebelumnya dan menyebutnya sebagai langkah yang “sangat baik.”

Baca Juga: Iran Tembak Jatuh Jet Siluman F-35 Israel yang Keempat, Perang Makin Memanas

Pemerintah AS juga telah memperingatkan Teheran untuk tidak menyerang kepentingan atau personel Amerika di kawasan tersebut.

“Kami mendesak agar penyelesaian krisis Iran ini mengarah pada penurunan ketegangan yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk tercapainya gencatan senjata di Gaza,” ujar pernyataan G7 tersebut. Mereka juga menambahkan bahwa negara-negara G7 siap melakukan koordinasi untuk menjaga stabilitas di pasar energi global.

Serangan Israel pada Senin turut menghantam kantor penyiaran nasional Iran. Sementara itu, Presiden Trump dalam sebuah unggahan di media sosial mengatakan bahwa “semua orang harus segera mengungsi dari Teheran.”

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga mengadakan pembicaraan lewat telepon pada Senin dengan mitra-mitranya dari Inggris, Prancis, dan Uni Eropa untuk membahas konflik antara Israel dan Iran.

Pemerintah AS juga menyatakan bahwa Presiden Trump masih mengupayakan tercapainya kesepakatan nuklir baru dengan Iran.

x|close