Israel Disebut Bakal Serang Instalasi Nuklir Iran, Ini Respons Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Jun 2025, 06:20
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Selama serangan rudal Iran terhadap Israel pada 17 Juni 2025, jejak rudal dapat dilihat dari Kota Hebron di Tepi Barat selatan, Palestina. Selama serangan rudal Iran terhadap Israel pada 17 Juni 2025, jejak rudal dapat dilihat dari Kota Hebron di Tepi Barat selatan, Palestina. ((Antara) )

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menegaskan bahwa fasilitas nuklir di Iran tidak boleh menjadi sasaran serangan dalam kondisi apa pun, karena hal tersebut berpotensi mengancam keselamatan manusia dan merusak lingkungan.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, dalam konferensi pers virtual dari Jakarta pada Rabu, 18 Juni 2025. Ia menjelaskan bahwa larangan terhadap penyerangan instalasi nuklir sudah sesuai dengan ketentuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang telah disepakati oleh seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Setiap ancaman terhadap fasilitas nuklir di Iran juga membahayakan warga sipil, termasuk WNI yang berada di sana, serta bisa memicu krisis kemanusiaan,” ujar Rolliansyah.

Oleh karena itu, menurut diplomat yang akrab disapa Roy ini, Kemlu RI secara aktif menyuarakan posisi Indonesia dalam berbagai forum IAEA yang terus membahas perkembangan situasi tersebut.

Baca Juga: Situs Intelijen Israel Diserang oleh Iran

Roy juga menambahkan bahwa serangan ataupun ancaman terhadap fasilitas nuklir dapat merusak sistem global non-proliferasi senjata nuklir yang dijunjung tinggi oleh seluruh negara yang tergabung dalam Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).

Sebelumnya, Israel melakukan serangan terhadap Iran pada Jumat, 13 Juni 2024 dini hari yang bertujuan melumpuhkan program nuklir Iran dengan menargetkan tiga situs utama, yakni Natanz, Isfahan, dan Fordow, serta para ilmuwan penting yang terlibat dalam proyek nuklir tersebut.

Baca Juga: Wapres AS Bocorkan Tindakan yang Bakal Diambil Trump dalam Perang Israel-Iran

Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi, menyatakan bahwa tingkat radiasi di luar fasilitas Natanz dan Isfahan masih berada dalam batas normal. Namun, ia memperingatkan bahwa meningkatnya aktivitas militer bisa menimbulkan risiko radiasi yang lebih besar.

Grossi menekankan pentingnya bagi IAEA untuk menerima informasi teknis yang akurat dan terkini mengenai kondisi di masing-masing lokasi. Ia menegaskan bahwa tanpa data tersebut, lembaga internasional tersebut tidak bisa memberikan penilaian yang tepat terkait risiko radiologi maupun memberikan bantuan yang dibutuhkan masyarakat dan lingkungan terdampak.

x|close