WN China Baoxia Liu Jadi Buron FBI, Diduga Suplai Bahan Senjata di Konflik Iran-Israel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Jun 2025, 14:35
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
WN China Jadi Buronan WN China Jadi Buronan (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang warga negara China, Baoxia Liu alias Emily Liu, resmi masuk dalam daftar buron paling dicari oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Liu diduga kuat menjadi aktor utama dalam jaringan penyelundupan teknologi militer asal AS ke Iran.

Baoxia Liu (lahir 10 September 1981) bukan pelaku tunggal. Ia bekerja sama dengan tiga orang lainnya yang juga masuk dalam daftar buron, Li Yongxin alias Emma Lee, Yung Yiu Wa alias Stephen Yung, dan Zhong Yanlai alias Sydney Chung.

Mereka disebut telah menjalankan operasi ilegal selama hampir dua dekade. Menurut otoritas AS, Liu dan komplotannya menyuplai ribuan komponen elektronik berteknologi tinggi yang bisa digunakan untuk memproduksi drone, rudal balistik, dan berbagai sistem persenjataan militer.

Barang-barang tersebut diduga berakhir di tangan entitas militer Iran, termasuk Shiraz Electronics Industries (SEI) dan Rayan Roshd Afzar, dua perusahaan yang terafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).

“Liu dan rekan-rekannya diduga memalsukan identitas penerima akhir komponen, sehingga barang-barang tersebut seolah-olah dikirim ke China padahal ditujukan untuk Iran,” demikian pernyataan resmi Departemen Luar Negeri AS

Departemen Luar Negeri AS bahkan telah menetapkan imbalan sebesar 15 juta dolar AS (sekitar Rp245 miliar) bagi siapa pun yang memberikan informasi akurat yang dapat mengarah pada penangkapan keempat buron tersebut.

Laporan federal menyebut, jaringan Liu mulai aktif sejak 2007, dengan memanfaatkan perusahaan cangkang yang berbasis di China dan Hong Kong. Melalui cara ini, mereka mampu mengecoh eksportir Amerika agar percaya bahwa komponen militer tersebut hanya akan digunakan untuk keperluan sipil di Asia Timur.

Namun, komponen tersebut dialihkan secara rahasia ke Iran melalui sistem logistik yang kompleks dan bersifat lintas negara. Setelah sampai di Iran, barang-barang itu dimanfaatkan dalam industri militer, dan senjata hasilnya disebut telah dikirim ke negara-negara lain seperti Rusia, Sudan, dan Yaman.

“Teknologi buatan AS telah digunakan oleh IRGC dan Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran dalam pembuatan sistem senjata,” demikian kutipan dari pernyataan resmi Departemen Luar Negeri AS

Keterlibatan Liu dalam suplai komponen senjata mendapat sorotan tajam karena bertepatan dengan meningkatnya tensi geopolitik antara Iran dan Israel. Beberapa produk militer Iran yang menggunakan komponen dari AS diyakini digunakan dalam operasi-operasi militer terbaru.

Liu digambarkan sebagai agen pengadaan dan pedagang senjata, serta pemilik berbagai perusahaan dagang di China. Ia fasih berbahasa Mandarin, Kanton, dan Farsi, serta memiliki koneksi luas di Beijing, Teheran, Shiraz, Hong Kong, dan sejumlah wilayah lain di Iran.

“Liu dan rekan-rekannya telah menjalankan skema penyelundupan yang canggih dan merusak stabilitas global dengan memasok teknologi militer ke negara yang dikenai sanksi,” lanjutnya.

x|close