Ntvnews.id, Washington DC - Konflik bersenjata antara Israel dan Iran telah berlangsung selama delapan hari. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa pihaknya menghadapi kesulitan dalam membujuk Israel untuk menghentikan serangan terhadap Iran.
“Saya rasa saat ini cukup sulit untuk mengajukan permintaan semacam itu, terutama jika salah satu pihak berada di atas angin,” ujar Trump di New Jersey, seperti dikutip dari Reuters, Minggu, 22 Juni 2025.
Menurut Trump, posisi Israel dalam konflik saat ini tergolong menguntungkan, sehingga membuat upaya Amerika Serikat untuk meminta penghentian serangan menjadi tidak mudah.
Baca Juga: Trump Sedang Menimbang Keikutsertaan AS dalam Perang Iran-Israel
“Situasinya akan berbeda jika mereka dalam posisi kalah. Tapi sekarang lebih sulit. Meski begitu, kami tetap siap, bersedia, dan mampu bertindak. Kami juga telah menjalin komunikasi dengan Iran, dan kita akan lihat bagaimana perkembangannya,” jelasnya.
Trump menambahkan bahwa saat ini Israel terlihat unggul dalam peperangan, sementara Iran berada dalam posisi yang kurang menguntungkan, sehingga kondisi ini menyulitkan untuk mendorong penghentian aksi militer.
“Sulit untuk menghentikan konflik ketika satu pihak, seperti Israel, tengah berada di posisi kuat. Iran, menurut saya, justru mengalami kemunduran. Dan itu membuat permintaan penghentian semakin menantang,” tambahnya.
Baca Juga: Trump Minta Iran Nyerah, Ali Khamenei Serukan Perang!
Lebih lanjut, Trump menyinggung kemungkinan keterlibatan negara-negara Eropa dalam upaya diplomasi untuk mengakhiri konflik tersebut. Namun, ia menyatakan bahwa Iran tampaknya tidak tertarik untuk berdialog dengan pihak Eropa.
“Iran tidak ingin bernegosiasi dengan negara-negara Eropa. Mereka hanya ingin berbicara dengan kami. Jadi saya rasa Eropa tidak akan bisa banyak berkontribusi dalam penyelesaian konflik ini,” pungkas Trump.