Ntvnews.id, Taheran - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada Sabtu, 21 Juni 2025 menyampaikan peringatan bahwa keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan militer Israel terhadap Iran membawa risiko besar bagi semua pihak yang terlibat.
Dilasir dari Anadolu, Minggu, 22 Junu 2025, pernyataan tersebut disampaikan Araghchi kepada media di Istanbul, menjelang pelaksanaan Sidang ke-51 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
“Diplomasi pernah membuahkan hasil di masa lalu, dan kami yakin masih bisa berhasil kembali. Namun, syarat utamanya adalah agresi harus dihentikan terlebih dahulu,” ujar Araghchi.
Baca Juga: Fakta-fakta Rudal Sejjil Dahsyat yang Diluncurkan Iran untuk Serang Israel
Ia menyatakan kesiapan Iran untuk kembali ke meja perundingan guna menyelesaikan konflik, dan menekankan, “Kami siap sepenuhnya menyelesaikan masalah ini lewat jalur diplomatik, seperti yang terjadi pada tahun 2015.”
Araghchi juga menyalahkan Israel karena menolak pendekatan diplomatik. “Israel secara terbuka menentang upaya diplomasi,” tegasnya.
Ia kembali menggarisbawahi bahwa penghentian aksi kekerasan adalah prasyarat utama untuk membuka kembali jalan menuju penyelesaian damai.
Baca Juga: Rusia Ingatkan AS, Jangan Campuri Serangan Israel ke Iran!
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak Jumat, 13 Juni 2025, saat Israel meluncurkan serangan udara terhadap sejumlah lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Iran pun merespons dengan meluncurkan serangan rudal.
Pihak berwenang Israel melaporkan bahwa serangan balasan Iran menyebabkan sedikitnya 25 korban jiwa dan ratusan orang luka-luka.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Iran melaporkan bahwa 430 orang tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka akibat serangan yang dilancarkan oleh Israel.