Tolak Senjata Nuklir, Rusia Dukung Nuklir Damai Iran

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Jun 2025, 12:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Rusia Vladimir Putin Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)

Ntvnews.id, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali menegaskan penolakan Moskow terhadap penyebaran senjata pemusnah massal, termasuk kemungkinan kepemilikan senjata nuklir oleh Iran, dalam wawancara yang dirilis pada Sabtu, 21 Juni 2025.

Dilansir dari Sky News Arabia, Minggu, 22 Juni 2025, Putin menyampaikan bahwa Rusia mendukung hak Iran untuk mengembangkan energi nuklir untuk tujuan damai. Ia menyoroti bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) “tidak menemukan bukti” bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir.

Putin juga menyambut baik fatwa Iran yang melarang penggunaan senjata nuklir dan menyebutnya sebagai langkah penting yang patut dihargai. “Kami percaya bahwa Iran berhak memanfaatkan energi nuklir untuk kepentingan damai, dan Rusia siap memberikan dukungan,” ujarnya.

Baca Juga: Prabowo dan Putin Tukar Cenderamata Berupa Koin dan Keris Khas Bali

Ketegangan meningkat sejak Jumat, 13 Juni 2025 setelah Israel melancarkan serangan udara ke beberapa target di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang kemudian dibalas Iran melalui serangan balik.

Rusia, menurut Putin, telah berulang kali menyampaikan kepada para pemimpin Israel bahwa “Iran tidak berupaya memiliki senjata nuklir” dan mendesak agar ketegangan di kawasan diselesaikan melalui dialog demi menciptakan keamanan bersama.

Dalam wawancara tersebut, Putin juga menekankan pentingnya menjadikan Ukraina sebagai negara netral tidak tergabung dalam aliansi militer mana pun dan tanpa senjata nuklir. Ia menganggap bahwa jaminan ini penting untuk menjaga stabilitas jangka panjang di kawasan.

Baca Juga: Putin Sebut Nilai Perdagangan Antara Indonesia-Rusia Tumbuh Pesat

Putin juga menegaskan bahwa Rusia tetap menginginkan pengakuan atas hasil referendum di empat wilayah Ukraina, dan memperingatkan bahwa penolakan terhadap hasil tersebut dapat memicu konflik bersenjata baru.

Ia mengklaim bahwa Rusia dan Ukraina hampir mencapai kesepakatan damai dalam pembicaraan di Istanbul pada 2022. Putin berharap para pemimpin Ukraina saat ini akan memprioritaskan kepentingan nasional mereka dibandingkan agenda negara lain.

Putin juga menuduh adanya “aktor eksternal” yang menggunakan Ukraina demi keuntungan geopolitik mereka.

“Ukraina layak mendapatkan masa depan yang lebih baik, bukan hanya dijadikan alat untuk melemahkan Rusia,” tandasnya.

TERKINI

Load More
x|close