Ntvnews.id, Yaman - Kelompok Houthi di Yaman mengeluarkan ancaman akan menyerang kapal-kapal dagang dan militer milik Amerika Serikat (AS) di Laut Merah jika Negeri Paman Sam terlibat membantu Israel dalam menyerang Iran.
"Jika AS terlibat dalam serangan atau agresi terhadap Iran bersama dengan sekutunya Israel, maka angkatan bersenjata kami akan menjadikan kapal dagang dan kapal perang mereka di Laut Merah sebagai sasaran," ujar juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dkutip dari Reuters, Minggu, 22 Juni 2025.
Saree menambahkan bahwa pasukan Houthi terus memantau situasi dan pergerakan di kawasan, termasuk segala bentuk tindakan yang dianggap mengancam Yaman. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil langkah yang sah demi mempertahankan negara mereka.
Baca Juga: Houthi Yaman Lemparkan Ancaman yang Buat Israel Terguncang
"Setiap serangan AS terhadap Iran demi mendukung Israel tidak akan kami biarkan tanpa balasan. Tindakan semacam itu hanya akan membuka jalan bagi Israel untuk memperluas dominasinya di kawasan," tegas Saree.
Hingga saat ini, pemerintah Amerika Serikat belum memberikan respons terhadap ancaman yang disampaikan oleh kelompok Houthi tersebut.
Sebagai informasi, AS dan Houthi sempat mencapai kesepakatan gencatan senjata pada bulan Mei lalu, dan perjanjian itu masih berlaku hingga kini.
Sementara itu, pada Rabu, surat kabar Maariv melaporkan bahwa para pejabat Israel sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan ke fasilitas nuklir Fordow milik Iran tanpa menunggu persetujuan dari AS.
Baca Juga: AS Berjanji Terus Gempur Houthi Hingga Serangan di Laut Merah Berhenti
Ketegangan di Timur Tengah sendiri meningkat tajam sejak Jumat, 13 Juni 2025 dini hari saat Israel melancarkan serangan udara ke berbagai lokasi penting di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. Pemerintah Iran menyebutkan bahwa serangan tersebut mengakibatkan 430 korban tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka.
Sebagai balasan, Iran kemudian meluncurkan serangan yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan menyebabkan ratusan lainnya luka-luka, menurut data dari pihak Israel.