Ntvnews.id, Jakarta - Sejumlah pemimpin dunia memberikan reaksi beragam atas serangan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran, yang diumumkan langsung oleh Presiden Donald Trump pada Sabtu malam, 21 Juni waktu setempat.
Trump menyatakan bahwa operasi militer tersebut berhasil menghancurkan target, dengan semua pesawat tempur AS telah meninggalkan wilayah udara Iran.
“Kami telah berhasil melaksanakan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan. Seluruh pesawat kami kini sudah keluar dari wilayah udara Iran,” ujar Trump melalui platform Truth Social.
Serangan ini diyakini melibatkan penggunaan bom penghancur bunker GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP)—senjata yang dirancang khusus untuk menghancurkan struktur bawah tanah—yang untuk pertama kalinya digunakan secara operasional dalam konflik militer. Bom tersebut dilaporkan dijatuhkan dari pesawat pembom siluman B-2 milik Angkatan Udara AS.
Baca Juga: Kecam Serangan AS, Iran: Kami Berhak Ambil Semua Opsi untuk Membela Diri
Trump menegaskan bahwa Iran kini dihadapkan pada pilihan: berdamai atau menghadapi serangan lanjutan yang akan lebih besar dan lebih mudah dilaksanakan.
"Akan ada perdamaian, atau akan terjadi bencana besar bagi Iran,” ujarnya dalam pidato dari Gedung Putih, sambil memperingatkan bahwa AS siap menyerang target-target lain dengan “ketepatan, kecepatan, dan keahlian—dalam hitungan menit.”
Tanggapan dari Iran: “Ilmu Pengetahuan Tak Bisa Dibom”
Mahdi Mohammadi, penasihat Ketua Parlemen Iran, mengatakan Iran telah memperkirakan serangan terhadap fasilitas Fordow dan telah mengosongkannya sebelumnya. “Tidak ada kerusakan permanen,” tulisnya melalui media sosial, dikutip dari Outlook India, Minggu, 22 Juni 2025.
“Ilmu pengetahuan tak bisa dihancurkan oleh bom. Dan para penjudi akan kalah kali ini,” tulisnya menantang.
Respons Tokoh Dunia:
- Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres
Melalui platform X (dahulu Twitter), Guterres menyatakan keprihatinan mendalam atas potensi konflik yang dapat meningkat secara tak terkendali dan berdampak besar bagi warga sipil, kawasan regional, dan stabilitas global. Ia menilai tindakan militer AS sebagai langkah eskalatif yang berbahaya. - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu
Netanyahu menyebut bahwa serangan tersebut dilakukan dalam koordinasi penuh antara dirinya dan Presiden Trump, serta antara militer Israel dan AS. Ia menyatakan bahwa ini merupakan kelanjutan dari operasi IDF dan Mossad terhadap program nuklir Iran. - Pemerintah Australia
Dalam pernyataannya, Australia menyatakan bahwa program nuklir dan rudal balistik Iran menjadi ancaman bagi perdamaian dunia. Mereka mencatat seruan Presiden Trump agar saat ini menjadi momen untuk perdamaian dan menyerukan penurunan ketegangan melalui jalur diplomatik. - Kementerian Luar Negeri Meksiko
Meksiko menyerukan dimulainya dialog dan solusi damai sesegera mungkin. Dalam pernyataan resminya, mereka menegaskan bahwa konstitusi negara mereka menjunjung tinggi prinsip nonintervensi dan penyelesaian sengketa secara damai. - Menteri Luar Negeri Venezuela, Yvan Gil
Venezuela mengecam keras serangan militer AS terhadap Iran, menyebutnya sebagai agresi yang dilakukan atas desakan Israel dan bertentangan dengan hukum internasional. Gil menyerukan penghentian segera atas permusuhan tersebut. - Presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel
Díaz-Canel menyebut pemboman fasilitas nuklir Iran oleh AS sebagai langkah yang sangat berbahaya dan tidak sah, yang melanggar prinsip-prinsip Piagam PBB serta hukum internasional. - Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters
Peters menyatakan kekhawatiran besar atas tindakan militer lanjutan di kawasan Timur Tengah dan menekankan bahwa eskalasi lebih jauh harus dicegah. Ia juga menegaskan bahwa hanya melalui diplomasi solusi jangka panjang dapat dicapai.