Ntvnews.id, Doha - Qatar mengumumkan penutupan sementara wilayah udaranya sebagai respons terhadap situasi yang memanas di kawasan.
Melalui pernyataan resmi yang disampaikan lewat akun media sosial X milik Kementerian Luar Negeri Qatar, langkah ini diambil demi menjamin keselamatan warga dan para pendatang. Penutupan dilakukan setelah Iran kembali menyuarakan ancaman untuk membalas serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklirnya.
Negara kecil di Teluk ini menjadi lokasi pangkalan militer terbesar milik Amerika Serikat di kawasan, yaitu Pangkalan Udara Al Udeid, yang juga berfungsi sebagai markas regional Komando Pusat AS (CENTCOM) untuk operasi di Timur Tengah.
Baca Juga: Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang Bahas Situasi Global Pasca Amerika Serang Iran
Terdapat sekitar 9.000 tentara AS yang ditempatkan di Qatar, yang letaknya berhadapan langsung dengan Iran di seberang Teluk Persia.
Pihak Kementerian Luar Negeri Qatar juga menegaskan bahwa imbauan atau peringatan yang dikeluarkan oleh perwakilan diplomatik asing merupakan hal yang rutin dan tidak selalu menunjukkan adanya ancaman spesifik.
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat dan Inggris telah meminta warga mereka yang berada di Qatar untuk tetap berada di dalam rumah dan meningkatkan kewaspadaan, menyusul janji Iran untuk membalas serangan terhadap situs nuklirnya.
Baca Juga: Buntut Kebijakan Trump, Kerusuhan di Amerika Serikat Meluas
Kedutaan Besar AS di Doha mengeluarkan pernyataan pada Senin, 23 Juni 2025 menyarankan warga AS untuk tidak bepergian sampai ada arahan lebih lanjut. Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, juga menyampaikan peringatan serupa di hadapan parlemen.
Pada hari yang sama, pejabat tinggi militer Iran menyampaikan bahwa respons Iran atas serangan AS yang terjadi akhir pekan lalu akan bersifat “proporsional”.