Mengulik Sejarah Israel-Iran, Sempat Jadi Sahabat!

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Jun 2025, 08:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Arsip Foto - Rabu, 8 Januari 2020 Bendera Iran yang berada di markas besar PBB di  New York, AS. Arsip Foto - Rabu, 8 Januari 2020 Bendera Iran yang berada di markas besar PBB di New York, AS. ((Antara) )

Ntvnews.id, Jakarta - Iran melancarkan serangan militer ke wilayah Israel pada Sabtu, 13 2024. Lebih dari 100 drone dilaporkan berhasil memasuki wilayah udara Israel dalam serangan tersebut. Langkah militer ini merupakan respons atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024, yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi, termasuk dua perwira tinggi.

Insiden ini semakin memperparah ketegangan antara kedua negara yang memang telah berlangsung lama. Sejak Revolusi Iran tahun 1979, hubungan Iran dan Israel memburuk karena perbedaan ideologi. Para pemimpin Iran menilai Israel sebagai kekuatan penjajah yang menindas rakyat Palestina.

Sejak saat itu, Iran bersikap keras terhadap Israel dan sekutunya, Amerika Serikat. Di sisi lain, baik Israel maupun AS juga bersikap ofensif terhadap Iran. Perseteruan ini telah berlangsung selama puluhan tahun, seiring kedua pihak berusaha memperkuat pengaruh di Timur Tengah.

Baca Juga: Sebanyak 11 WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Indonesia

Saat ini, Iran secara terbuka mendukung kelompok-kelompok dalam jaringan "poros perlawanan" yang tersebar di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman. Sementara itu, Israel beberapa kali melakukan serangan terhadap Iran, baik dalam bentuk aksi spionase maupun sabotase.

Meski kini saling berseberangan, hubungan Iran dan Israel pernah berjalan erat di masa lalu. Sebelum berdirinya Republik Islam Iran pada 1979, kedua negara dikenal sebagai sekutu dekat. Ketika Israel berdiri sebagai negara, banyak negara Arab menentangnya. Namun, Iran justru membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan Israel.

Di masa pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi, Iran menerima proposal kerja sama diplomatik dengan Israel. Sebagai pemimpin yang condong ke Barat, Shah Reza melihat potensi keuntungan dari hubungan bilateral ini, terutama sebagai upaya menghadapi ancaman Uni Soviet di kawasan. Ia khawatir Iran bisa terseret dalam pengaruh ideologi komunis.

Baca Juga: Sempat Terdampak Konflik Israel-Iran, Menag: Penerbangan Haji Mulai Lancar Kembali

Dalam studi berjudul "Israeli-Iranian Relations" (2022) karya Marta Furlan, disebutkan bahwa Iran mendapat sejumlah proyek strategis hasil kolaborasi dengan Israel dan Amerika Serikat. Proyek-proyek ini berdampak besar terhadap peningkatan pendapatan negara dan memperkuat kerja sama militer antara kedua pihak.

Pada dekade 1960-an, Iran dan Israel melihat Irak sebagai musuh bersama. Keduanya diketahui mendukung pemberontakan Kurdi di Irak dan bahkan mengembangkan proyek rudal bersama. Kolaborasi ini berlangsung selama hampir dua dekade, meski di saat yang sama Israel terus melakukan penindasan terhadap Palestina—sebuah isu yang mendapat perhatian luas dari negara-negara Muslim di dunia.

Namun, semua berubah pada tahun 1979 ketika Revolusi Iran berhasil menggulingkan Shah Reza Pahlavi. Setelah transisi menjadi Republik Islam Iran, hubungan dengan Israel dan AS memburuk drastis. Sejak saat itu, Iran dikenal sebagai salah satu negara yang paling vokal dalam menentang kedua negara tersebut.

x|close