A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Intelijen Pentagon Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran, Trump Ngamuk - Ntvnews.id

Intelijen Pentagon Ungkap Serangan AS Gagal Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran, Trump Ngamuk

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Jun 2025, 21:12
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Foto: Dok/Leah Millis/Reuters) Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Foto: Dok/Leah Millis/Reuters)

Ntvnews.id, Jakarta - Penilaian awal intelijen dari Pentagon menyebut bahwa serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran tidak menghancurkan program nuklir negara tersebut, dan kemungkinan hanya menundanya selama beberapa bulan.

Menurut sumber dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA), stok uranium yang telah diperkaya milik Iran tidak ikut hancur dalam pemboman yang terjadi pada Sabtu lalu, 21 Juni 2025.

Gedung Putih mengecam laporan tersebut, menyebutnya sebagai “salah total” dan menuding kebocoran informasi itu dilakukan oleh "pecundang level rendah di komunitas intelijen".

Presiden Donald Trump tetap bersikukuh bahwa fasilitas nuklir Iran telah “dihancurkan sepenuhnya” dan menuding media melakukan “upaya meremehkan salah satu serangan militer paling sukses dalam sejarah”.

Serangan udara itu menyasar tiga fasilitas utama: Fordo, Natanz, dan Isfahan, menggunakan bom penghancur bunker yang mampu menembus hingga 18 meter beton atau 61 meter tanah sebelum meledak. Namun, menurut sumber dari Pentagon, sebagian besar sentrifugal pengayaan uranium Iran masih "utuh" dan kerusakan hanya terjadi pada struktur di permukaan. Dua pintu masuk ke fasilitas nuklir disegel, dan sebagian infrastruktur rusak, tetapi bangunan utama yang berada jauh di bawah tanah relatif selamat dari ledakan.

Baca Juga: Israel Dilanda Krisis Amunisi Usai 12 Hari Lancarkan Serangan ke Iran

Sumber juga menyebutkan bahwa Iran telah memindahkan sebagian stok uranium sebelum serangan terjadi.

“Diperkirakan serangan ini hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan,” kata seorang sumber, dikutip dari BBC, Rabu, 25 Juni 2025.

Jenderal Dan Caine, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan pada hari serangan bahwa "ketiga lokasi mengalami kerusakan dan kehancuran yang sangat parah", namun ia menambahkan bahwa butuh waktu untuk benar-benar menilai tingkat kerusakan fasilitas bawah tanah. Citra satelit memang menunjukkan enam kawah besar di sekitar dua titik masuk situs Fordo serta puing dan debu, tetapi sejauh mana kerusakan di bawah permukaan belum bisa dipastikan.

Sementara itu, Hassan Abedini, Wakil Direktur Politik penyiaran nasional Iran, mengklaim bahwa ketiga fasilitas telah dievakuasi “sejak beberapa waktu lalu” dan bahwa “Iran tidak mengalami kerugian besar karena bahan-bahan telah dipindahkan terlebih dahulu”.

Baca Juga: Kemlu RI: Total 60 WNI dari Iran Telah Dievakuasi dan Kembali ke Tanah Air

AS dan Israel tetap mengklaim serangan tersebut sebagai sukses besar. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan, “Berdasarkan semua informasi yang saya lihat – dan saya sudah melihat semuanya – kampanye pemboman kita menghancurkan kemampuan Iran menciptakan senjata nuklir.”

“Siapa pun yang mengatakan bom itu tidak menghancurkan, hanya ingin merusak Presiden dan keberhasilan misi ini,” tambah Hegseth.

Namun, Anggota Kongres dari Partai Demokrat, Brad Sherman, menyampaikan kepada BBC bahwa pemerintahan Trump menggunakan istilah kabur untuk mengklaim kemenangan, padahal belum jelas apakah kemampuan Iran membuat senjata nuklir benar-benar sudah dihancurkan. Ia mengatakan, “Saat mereka bilang menghancurkan program itu, mereka bahkan tidak menjelaskan apakah yang dimaksud adalah sentrifugalnya, kemampuan produksi uranium di masa depan, atau stok bahan nuklir yang ada.”

“Semua indikasi, termasuk pernyataan Wakil Presiden Vance, menunjukkan bahwa kami yakin kami tidak mendapatkan stok tersebut,” tambahnya, sambil merujuk pada citra truk yang keluar dari salah satu fasilitas beberapa hari sebelum serangan.

Baca Juga: Trump: Israel dan Iran Sepakat Gencatan Senjata

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menyatakan bahwa sejak konflik dengan Iran dimulai pada 13 Juni, Israel berhasil menekan ambisi nuklir Iran dan menghancurkan persenjataan misilnya. “Kami telah menghapus dua ancaman eksistensial langsung terhadap kami, ancaman pemusnahan nuklir dan ancaman 20.000 misil balistik,” katanya dalam pernyataan video.

Media Saudi Al Hadath melaporkan, mengutip sumber Israel, bahwa sebagian besar uranium Iran kini terkubur di bawah reruntuhan.

Ahli nuklir David Albright dari Institute for Science and International Security mengatakan, kerusakan akibat serangan AS berarti “Iran akan membutuhkan waktu, investasi, dan energi besar” untuk memulihkan program nuklirnya. Dalam unggahan di X, ia menambahkan bahwa Iran kini “dalam pengawasan ketat oleh AS dan Israel” dan berisiko diserang lagi jika mencoba membangun ulang fasilitas tersebut.

Sebagai balasan atas serangan udara AS, Iran meluncurkan misil ke Pangkalan Udara Al-Udeid di Qatar pada hari Senin. Namun, serangan itu berhasil dicegat dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Saat ini, gencatan senjata antara Iran dan Israel telah diberlakukan, difasilitasi oleh Presiden Trump dengan bantuan mediator dari Qatar.

x|close