Ntvnews.id, Tokyo - Jepang kembali dihadapkan pada masalah turis yang mabuk, kali ini menimpa salah satu kuil tertua di Kyoto yang dirusak oleh wisatawan dalam kondisi tak sadar. Kejadian tersebut berlangsung pada 24 Juni sekitar pukul 06.20 pagi waktu setempat, di Shoden Eigen-in, sebuah subkuil dari kompleks bersejarah Kenninji.
Dilansir dari dari Boingboing Selasa, 1 Juli 2025, seorang wisatawan asal Amerika Serikat masuk ke dalam area kuil melalui pintu dapur. Saat itu, ia terlihat dalam kondisi tidak stabil. Wisatawan tersebut menerobos pagar kayu dan merusak pintu utama di aula kuil—dua elemen yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Prefektur Kyoto, sehingga kerusakan itu tidak bisa dianggap remeh.
Awalnya, turis itu sempat melarikan diri, namun kemudian kembali untuk menyampaikan permintaan maaf kepada kepala pendeta menggunakan bantuan aplikasi penerjemah.
"Ini adalah kesalahan terbesar dalam hidup saya. Saya benar-benar minta maaf," ucap turis tersebut.
Baca Juga: Berlangsung Dramatis, Jenazah Turis Brasil Juliana Marins Akhirnya Berhasil Dievakuasi dari Rinjani
Ketika dimintai keterangan mengenai alasannya melakukan tindakan tersebut, ia menjawab, "Saya hanya ingin melihat kuil itu." Setelah diselidiki lebih lanjut, diketahui bahwa pria itu berada dalam keadaan mabuk saat memasuki area kuil secara tidak sah.
Shoden Eigen-in sendiri memiliki nilai historis yang tinggi sebagai bagian dari Kenninji, biara pelatihan Zen tertua di Kyoto yang didirikan pada tahun 1202. Kuil ini memiliki kaitan erat dengan Oda Urakusai, saudara dari panglima perang terkenal Oda Nobunaga, sekaligus murid dari master upacara minum teh, Sen no Rikyu.
Berbeda dengan banyak objek wisata lainnya, kuil ini sengaja mempertahankan atmosfer yang tenang dan sakral, tanpa sistem pengamanan yang mencolok.
Baca Juga: China Mulai Terapkan Bebas Visa Transit 10 Hari Bagi Turis Indonesia
Kepala Pendeta Keinin Magami menerima permintaan maaf dari turis tersebut dan menyatakan bahwa perbaikan akan dilakukan menggunakan metode restorasi tradisional. Meski mengalami kerusakan, pihak kuil memutuskan untuk tidak melaporkan insiden tersebut ke pihak berwenang. Namun, sejumlah warga menyuarakan kekecewaan mereka secara daring karena tidak ada konsekuensi hukum yang diberikan.
Insiden serupa juga pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun 2024, seorang wisatawan berusia 65 tahun mencoret-coret gerbang kayu tradisional di Kuil Meiji Jingu, salah satu kuil paling ikonik di Tokyo. Ia mengukir tulisan menggunakan kuku jarinya di salah satu pilar gerbang, dan menyebut aksinya itu sebagai bentuk “prank”.