Ntvnews.id, Gaza - Sedikitnya 92 warga Palestina dilaporkan meninggal dunia dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka pada Senin, 30 Juni 2025, setelah pasukan udara dan artileri Israel menggempur sejumlah wilayah di Jalur Gaza, termasuk kawasan yang menjadi tempat pengungsian bagi keluarga-keluarga yang terdampak konflik.
Dilansir dari Anadolu, Selasa, 1 Juli 2025, saksi mata menyebutkan bahwa militer Israel meningkatkan intensitas serangan udara dan tembakan artileri di wilayah selatan dan timur Kota Gaza, dengan fokus utama di lingkungan Zeitoun, Shejaiya, dan al-Tuffah.
Militer Israel juga menyerang empat sekolah yang dijadikan tempat pengungsian oleh warga Palestina, setelah sebelumnya mengeluarkan peringatan evakuasi. Tiga sekolah berada di kawasan Zeitoun dan satu lagi di al-Tuffah, menurut informasi dari sumber lokal.
Dalam serangan terbaru yang menyasar wilayah pantai Kota Gaza, sedikitnya 34 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka, menurut keterangan dari tenaga medis.
Baca Juga: Tentara Israel Ngaku Diperintah untuk Tembaki Warga Gaza yang Anter Bantuan
Menurut keterangan saksi, jet tempur Israel menembakkan rudal ke sebuah kafe dan tempat beristirahat di bagian barat Kota Gaza, yang mengakibatkan kedua bangunan tersebut hancur total.
Lima jenazah dilaporkan dibawa ke Kompleks Medis Al-Shifa setelah serangan pesawat nirawak menghantam sekelompok warga sipil di kamp pengungsi Al-Shati, yang juga terletak di barat Kota Gaza, kata seorang sumber medis kepada Anadolu.
Sementara itu, satu orang Palestina tewas dan 23 lainnya terluka ketika menjadi sasaran tembakan militer Israel saat sedang mencari bantuan di Jalan Salah al-Din, wilayah selatan Wadi Gaza, menurut laporan dari Rumah Sakit Al-Awda di Gaza tengah.
Serangan lainnya juga menyebabkan kematian satu warga dan melukai beberapa orang lainnya setelah pasukan Israel menembaki tenda-tenda warga di daerah al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis, Gaza bagian selatan.
Sepuluh jenazah serta sejumlah korban luka dibawa ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli setelah serangan udara Israel menghantam sebuah gudang komersial di lingkungan Sabra, Kota Gaza, kata seorang petugas medis kepada Anadolu. Gudang tersebut diketahui digunakan oleh organisasi kemanusiaan untuk menerima dan menyalurkan bantuan kepada warga Gaza.
Di tempat lain, jenazah seorang perempuan dan sejumlah korban luka dibawa ke rumah sakit yang sama setelah helikopter Israel menjatuhkan bom di Jalan Al-Sikka, wilayah Zeitoun, Kota Gaza. Serangan lainnya di lokasi dekat pom bensin di daerah yang sama juga menewaskan satu orang dan melukai satu orang lainnya.
Baca Juga: Kapal Bantuan untuk Gaza Dicegat Israel, Aktivis dan Jurnalis di Dalamnya Ditahan
Empat jenazah dan sejumlah korban luka-luka dilaporkan tiba di rumah sakit setelah serangan udara Israel menghantam sekelompok warga di Jabalia, Gaza utara. Sementara itu, tiga orang lainnya, termasuk seorang perempuan, dilaporkan tewas akibat serangan drone Israel di Katiba, Khan Younis, menurut sumber medis di Rumah Sakit Nasser.
Serangan udara Israel di barat daya Khan Younis yang menyasar warga pencari bantuan menewaskan 13 orang dan melukai sekitar 50 lainnya, kata sumber medis. Serangan tambahan di Rafah, Gaza selatan, juga menyebabkan kematian beberapa warga Palestina.
Satu warga lainnya dilaporkan meninggal dan beberapa terluka setelah sebuah rumah di dekat Kompleks Medis Al-Sahaba di pusat Kota Gaza menjadi target serangan udara Israel.
Tiga warga Palestina kembali menjadi korban tewas dalam serangan drone di lingkungan Al-Tuffah, timur laut Kota Gaza. Sedikitnya 10 orang juga tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan pesawat nirawak yang menghantam kerumunan di Jalan Al-Wahda, pusat Kota Gaza. Di lokasi yang sama, serangan lainnya terhadap sebuah delman menewaskan empat warga dan melukai sejumlah lainnya.
Meski komunitas internasional telah mendesak diberlakukannya gencatan senjata, pasukan Israel tercatat telah menewaskan lebih dari 56.500 warga Palestina dalam serangan intensif di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Pada bulan November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya dalam konflik yang berlangsung di wilayah tersebut.