Setengah Warga Negara Tuvalu Ajukan Pindah ke Australia, Ada Apa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Jul 2025, 08:05
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Australia Australia (Istimewa)

Ntvnews.id, Tuvalu - Lebih dari 4.000 orang, atau sekitar 42 persen dari total populasi Tuvalu—sebuah negara kecil di Pasifik, telah mengajukan permohonan visa iklim untuk bermigrasi ke Australia. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap ancaman kenaikan permukaan laut yang dapat menenggelamkan negara kepulauan tersebut.

Dilansir dari Reuters, Kamis, 3 Juli 2025, pemerintah Australia membuka program visa migrasi iklim melalui kesepakatan “Falepili Union” dengan Tuvalu, yang memungkinkan hingga 280 warga Tuvalu per tahun untuk pindah ke Australia.

Dengan ketinggian rata-rata pulau-pulau Tuvalu hanya dua meter di atas permukaan laut, negara ini menghadapi risiko besar tenggelam akibat krisis iklim dalam beberapa dekade mendatang.

Baca Juga: Badai Landa Australia: 35.000 Rumah Padam, Penerbangan di Sydney Terganggu

Dengan jumlah penduduk sekitar 9.600 jiwa, jika program migrasi ini terus berjalan dengan kapasitas saat ini, Tuvalu bisa kehilangan seluruh populasinya dalam waktu 35 tahun.

Sejak dibukanya pendaftaran pada pertengahan Juni, sebanyak 1.124 warga telah mendaftar untuk program visa berbasis undian tersebut. Bila dihitung bersama keluarga, jumlah pemohon mencapai 4.052 orang, menurut data yang diperoleh Kyodo News dari pemerintah Tuvalu.

Setelah proses undian ditutup pada 18 Juli, para pendaftar yang terpilih akan dapat melanjutkan proses aplikasi resmi visa iklim tersebut.

Meski perjanjian Falepili membuka peluang migrasi yang aman bagi warga Tuvalu di tengah tekanan perubahan iklim, pemerintah negara tersebut tetap berupaya mempertahankan masa depan di tanah air. Upaya ini meliputi proyek reklamasi lahan dan adaptasi pesisir guna memperkuat pertahanan wilayah dari dampak lingkungan.

Baca Juga: Tiga Fitur Samsung Galaxy S25 Edge untuk Hacks Foto Supaya Konten FYP

Pemerintah Tuvalu menekankan bahwa skema Falepili bukan semata-mata jalur migrasi satu arah, tetapi juga dimaksudkan agar warga dapat menimba ilmu dan keterampilan di Australia sebelum kembali membangun negaranya.

Namun, Jess Marinaccio, mantan pejabat di Kementerian Luar Negeri Tuvalu dan kini dosen di California State University, memperingatkan bahwa tingginya antusiasme warga terhadap program ini berpotensi meningkatkan arus migrasi ke Australia.

“Walaupun program ini hanya mengeluarkan 280 visa per tahun, minat warga yang begitu tinggi menunjukkan kemungkinan mereka akan terus mendaftar setiap tahun,” ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa tren tersebut dapat merusak inisiatif pelestarian wilayah daratan Tuvalu.

Berdasarkan laporan Tim Perubahan Tinggi Muka Laut NASA, daratan Tuvalu yang terdiri dari sembilan atol koral telah mengalami kenaikan permukaan laut hingga 15 sentimeter dalam 30 tahun terakhir—angka ini 1,5 kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global.

NASA memprediksi bahwa pada tahun 2050, sebagian besar dari total wilayah daratan Tuvalu yang seluas 26 kilometer persegi, termasuk infrastruktur vital, akan berada di bawah permukaan pasang tertinggi.

x|close