Ntvnews.id, Taheran - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyatakan bahwa Iran tengah aktif memperjuangkan haknya untuk memperoleh ganti rugi atas kerusakan yang diakibatkan oleh tindakan agresif Amerika Serikat dan Israel baru-baru ini terhadap Republik Islam Iran.
Dilansir dari IRNA, Kamis, 3 Juli 2025, pernyataan itu disampaikan Araqchi dalam sebuah percakapan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Armenia, Ararat Mirzoyan, Dalam pembicaraan tersebut, keduanya menyinggung perkembangan hubungan bilateral antara Teheran dan Yerevan serta situasi kawasan pasca-serangan militer oleh AS dan Israel.
Araqchi menekankan bahwa masyarakat internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk menuntut pertanggungjawaban atas pelanggaran terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah Iran yang dilakukan oleh AS dan Israel, termasuk pelanggaran terhadap norma serta hukum internasional.
Baca Juga: 10 Negara Paling Tak Disukai Netizen Indonesia, Nomor 1 Israel
“Republik Islam Iran dengan sungguh-sungguh menuntut pengakuan terhadap tindakan agresi ini dan berupaya mendapatkan kompensasi melalui lembaga-lembaga internasional,” ujar Araqchi.
Sementara itu, Mirzoyan kembali menyampaikan kecaman atas tindakan militer AS-Israel, serta menyatakan dukungan Armenia terhadap penghentian kekerasan sebagai langkah untuk meredakan ketegangan di kawasan.
Israel memulai serangan terhadap Iran pada 13 Juni, dengan menargetkan dan menewaskan sejumlah tokoh tinggi militer serta ilmuwan nuklir dalam operasi presisi.
Selain itu, pasukan Israel juga menyerang permukiman dan fasilitas sipil, menyebabkan lebih dari 900 korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak, selama konflik yang berlangsung selama 12 hari.
Baca Juga: Menhan Jelaskan Posisi RI di Perang Israel-Iran
Amerika Serikat kemudian turut serta dalam konfrontasi tersebut pada 22 Juni dengan menggempur tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Isfahan, dan Natanz, menunjukkan keterlibatan langsung dalam konflik.
Sebagai respons, Iran melakukan serangan balasan secara intensif ke berbagai wilayah penting yang diduduki Israel, menyebabkan kerusakan besar. Konflik ini akhirnya mereda setelah gencatan senjata diumumkan pada 24 Juni.