Ntvnews.id, Damaskus - Sebuah serangan udara yang dilakukan oleh Israel dilaporkan menghantam area dekat istana kepresidenan di Damaskus, ibu kota Suriah, Rabu, 15 Juli waktu setempat.
Dilansir dari Reuters, Kamisn, 17 Juli 2025, serangan besar-besaran ini juga menyebabkan kerusakan pada gedung Kementerian Pertahanan Suriah, seperti terlihat dalam siaran langsung Al Arabiya.
Aksi militer ini merupakan bagian dari peningkatan agresi Israel terhadap Suriah, termasuk serangan yang kembali dilakukan di wilayah Sweida dan ibu kota, menyusul pecahnya kembali bentrokan antara pasukan pemerintah Suriah dan pejuang lokal Druze di wilayah selatan yang mayoritas penduduknya merupakan komunitas Druze.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu pagi mengeluarkan peringatan kepada pemerintah Suriah agar "meninggalkan Druze", merespons bentrokan yang pecah di Sweida.
Militer Israel menyatakan bahwa mereka telah menyerang pintu masuk gedung Kementerian Pertahanan di Damaskus sebagai bagian dari upaya memperkuat tekanan terhadap otoritas Suriah dan memberikan perlindungan kepada kelompok minoritas Druze. Gencatan senjata yang sebelumnya diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Suriah pada Selasa malam disebut hanya berlangsung singkat.
Baca Juga: Markas PBB di New York Saksikan Pengibaran Bendera Baru Suriah
Pada hari Selasa, Israel juga melancarkan serangan ke pasukan pemerintah Suriah di wilayah Sweida. Serangan itu diklaim sebagai langkah perlindungan terhadap komunitas Druze, menyusul pengerahan militer oleh Damaskus ke wilayah tersebut setelah konflik bersenjata antara kelompok Druze dan suku Bedouin menewaskan lebih dari 100 orang.
Pemerintah Suriah hingga kini belum mengeluarkan tanggapan resmi terhadap serangan Israel. Namun, sebelumnya mereka mengecam keras apa yang mereka sebut sebagai tindakan "kriminal dan ilegal" Israel di wilayah selatan Suriah.
Dalam pernyataan dari kantor kepresidenan Suriah, pemerintah menyatakan bahwa pertempuran antara milisi Druze dan suku Bedouin tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun, karena bertentangan dengan prinsip dasar mereka. Israel, yang baru-baru ini mulai terlibat dalam konflik tersebut, berdalih bahwa intervensi dilakukan demi melindungi komunitas Druze dari serangan militer pemerintah.
Mengutip laporan BBC, pemerintah Suriah menegaskan komitmennya untuk menyelidiki seluruh insiden yang terjadi dan memastikan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab akan diproses secara hukum. Pemerintah juga menegaskan bahwa keamanan dan stabilitas nasional merupakan prioritas utama, serta bahwa keadilan tetap menjadi standar dalam kebijakan mereka.
Pernyataan itu diakhiri dengan penegasan kepada warga Sweida bahwa hak-hak mereka akan tetap dilindungi dan pemerintah tidak akan membiarkan siapa pun mengancam keselamatan maupun stabilitas daerah mereka.
Sebelumnya, Israel menargetkan markas besar Kementerian Pertahanan Suriah, sebagaimana dikonfirmasi baik oleh pihak Israel maupun media lokal. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan mereka telah menyerang pintu masuk markas militer pemerintah Suriah di Damaskus.
Dalam unggahan di platform X, IDF menegaskan bahwa mereka "terus memantau perkembangan dan tindakan rezim terhadap warga sipil Druze di Suriah selatan".
Pernyataan itu dilanjutkan dengan informasi bahwa atas arahan politikus Israel, IDF telah melakukan serangan dan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang berkembang.
Sesaat setelah serangan di Damaskus dimulai, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz merilis pernyataan melalui media sosial yang berisi ancaman keras. "Peringatan di Damaskus telah berakhir - sekarang pukulan menyakitkan akan datang," tulisnya.
Katz menegaskan bahwa militer Israel akan "terus beroperasi dengan tegas" di wilayah Sweida, menyusul keterlibatan mereka dalam konflik antara kelompok Druze dan pihak-pihak bersenjata lainnya.
Ia juga menyampaikan pesan langsung kepada komunitas Druze di Israel, menegaskan bahwa IDF akan menjaga keselamatan komunitas Druze di Suriah.
"Perdana Menteri Netanyahu dan saya, sebagai Menteri Pertahanan, telah membuat komitmen — dan kami akan menepatinya," tambahnya.
Katz juga membagikan cuplikan siaran berita langsung yang menunjukkan salah satu gedung di Damaskus terkena serangan, sementara pembawa berita dalam tayangan tersebut terlihat berjongkok untuk berlindung.