Ntvnews.id, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengalami keracunan makanan dan akan bekerja dari rumah selama tiga hari ke depan, demikian diumumkan Kantor Perdana Menteri (PMO) pada Minggu, 20 Juli 2025.
Dilansir dari Time of Israel, Senin, 21 Juli 2025, kondisi kesehatan Netanyahu membuat seluruh sesi kesaksian yang semula dijadwalkan berlangsung pekan ini dalam persidangan korupsi yang menjeratnya dibatalkan. Dengan sistem peradilan memasuki masa reses musim panas, Netanyahu diperkirakan baru akan kembali memberi kesaksian paling cepat pada September.
Kabar sakitnya Netanyahu mencuat setelah ia tidak hadir dalam rapat kabinet mingguan pada Minggu pagi. Menyusul absensi tersebut, PMO merilis pernyataan resmi yang menjelaskan kondisi sang perdana menteri. Netanyahu dilaporkan mulai merasa tidak enak badan pada malam sebelumnya dan segera diperiksa di kediamannya oleh Dr. Alon Hershko, direktur Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem, Yerusalem.
Baca Juga: Benjamin Netanyahu Jalani Operasi Pengangkatan Prostat
Menurut PMO, Hershko mendiagnosis Netanyahu mengalami radang usus akibat konsumsi makanan yang basi. Setelah pemeriksaan lanjutan, kondisi umum Netanyahu dinyatakan baik. Ia menerima cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi yang dipicu penyakit tersebut.
“Sesuai dengan instruksi dokter, perdana menteri akan beristirahat di rumah selama tiga hari ke depan dan akan menjalankan urusan negara dari sana,” kata PMO.
Dampak pada Proses Hukum
Netanyahu sedianya dijadwalkan hadir di Pengadilan Distrik Yerusalem pada Senin dan Selasa pekan ini untuk melanjutkan kesaksiannya dalam perkara pidana korupsi. Namun karena kondisi kesehatan, pengacara pembela Amit Hadad meminta penundaan. Kantor Kejaksaan Negara setuju dengan permintaan penjadwalan ulang dan mengusulkan Netanyahu bersaksi pada Rabu dan Kamis.
Pengadilan, bagaimanapun, memutuskan untuk membatalkan—bukan menunda—sidang pekan ini. Pengadilan menyatakan jadwal lanjutan tidak dapat dimasukkan di akhir pekan karena konflik agenda, sementara lembaga peradilan akan memasuki reses musim panas hingga 5 September. Selama masa reses, pengadilan hanya beroperasi secara terbatas, sehingga Netanyahu tidak akan kembali ke kursi saksi sebelum periode tersebut berakhir kecuali ada perkembangan luar biasa.
Baca Juga: Joe Biden Kecam Keputusan ICC yang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Benjamin Netanyahu
Kesaksian Netanyahu telah berulang kali terganggu sejak pertama kali dimulai pada Desember tahun lalu. Penundaan terjadi karena kombinasi faktor: masalah kesehatan perdana menteri, perang yang berlangsung melawan Hamas di Gaza, ketegangan dan operasi terkait Iran, perjalanan diplomatik luar negeri, serta tugas-tugas pemerintahan rutin yang menyita jadwalnya.
Riwayat Kesehatan yang Padat
Netanyahu, 75 tahun, menghadapi sejumlah masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Ia menjalani operasi pengangkatan prostat pada akhir Desember dan operasi hernia pada Maret 2024.
Masih di bulan yang sama, ia sempat absen beberapa hari kerja karena terserang flu. Pada 2023, Netanyahu dipasangi alat pacu jantung setelah mengalami gangguan konduksi jantung sementara; sepekan sebelumnya ia dirawat karena dehidrasi.
Laporan medis yang dirilis pada Januari 2023 menyebut Netanyahu berada dalam “kondisi kesehatan yang sepenuhnya normal,” bahwa alat pacu jantungnya berfungsi baik dan tidak ditemukan aritmia atau kondisi serius lainnya.
Langkah Selanjutnya
Dengan agenda persidangan pekan ini batal, tim hukum, kejaksaan, dan pengadilan diperkirakan akan berkoordinasi kembali setelah reses. Belum ada jadwal baru yang diumumkan. Sementara itu, Netanyahu akan menjalankan tugas-tugas pemerintahan secara jarak jauh dari kediamannya sembari menjalani masa pemulihan sesuai arahan medis.
Situasi ini menambah daftar panjang kompleksitas hukum dan politik yang mengiringi persidangan korupsi yang telah lama menyita perhatian publik Israel.