Anggota DPR AS Usul Pencabutan Dana untuk Rudal Israel

Ntvnews.id, Washington DC - Seorang anggota DPR AS, Marjorie Taylor Greene, mengusulkan amandemen untuk membatalkan pendanaan sebesar 500 juta dolar AS (sekitar Rp8,15 triliun) yang diperuntukkan bagi sistem pertahanan rudal Israel.

Dilansir dari Anadolu, Minggu, 20 Juli 2025, menyebut politisi dari Partai Republik tersebut mengajukan usulan ini karena menilai biaya bantuan luar negeri terlalu tinggi, terutama di tengah meningkatnya utang nasional Amerika Serikat.

Greene menyampaikan amandemen tersebut pada Kamis, 17 Juli 2025, dalam sesi debat di DPR mengenai paket alokasi anggaran Pentagon untuk tahun fiskal 2026, dengan tujuan memangkas dana bantuan bagi Israel.

“Amerika Serikat, rakyat Amerika memiliki utang sebesar 37 triliun dolar AS (Rp592 kuadriliun). Namun, kita terus mengirim ratusan miliar dolar dalam bentuk bantuan luar negeri ke berbagai negara. Ini harus dihentikan pada waktunya,” kata Greene, yang berasal dari partai yang sama dengan Presiden Donald Trump.

Baca Juga: Menilik Suku Druze yang Jadi Alasan Israel Serang Suriah

“Amandem saya akan mencabut pendanaan sebesar 500 juta dolar AS (Rp8,1 triliun) untuk sistem pertahanan rudal Israel yang bersenjata nuklir, penting untuk menekankan hal itu. Israel adalah negara bersenjata nuklir yang sangat mampu membela diri mereka sendiri, dan mereka telah membuktikannya di panggung dunia,” lanjutnya.

Greene menambahkan, AS memberikan bantuan tahunan sebesar 3,8 miliar dolar AS (Rp61,9 triliun) kepada Israel, di luar paket keamanan tambahan yang disahkan pada April 2024 senilai 8,7 miliar dolar AS (Rp141,7 triliun).

Terkait eskalasi terbaru, yaitu serangan Israel terhadap Iran, Greene menyoroti AS telah menggunakan sekitar 15–20 persen dari stok rudal pertahanan THAAD untuk melindungi Israel, dengan biaya mencapai lebih dari 800 juta dolar AS (Rp13,03 triliun).

Baca Juga: Pemain Sepakbola Palestina Zuhair Al-Hajj Ahmad Tewas dalam Serangan Israel

“Saya juga ingin menyoroti bahwa Israel membom sebuah gereja Katolik di Gaza dan seluruh populasi sedang dimusnahkan seiring berlanjutnya perang agresif mereka di Gaza,” tambahnya, mengacu pada serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus pada Kamis, 17 Juli 2025 yang menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya.

Israel adalah penerima bantuan AS terbesar kedua setelah Ukraina. Sejak 1946 hingga 2024, Israel tercatat sebagai negara penerima bantuan AS terbesar sepanjang sejarah.