A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Dampak Konflik Thailand-Kamboja: Tuna Kaleng dan Makanan Hewan Bakal Langka - Ntvnews.id

Dampak Konflik Thailand-Kamboja: Tuna Kaleng dan Makanan Hewan Bakal Langka

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Jul 2025, 07:30
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ikan Tuna Ikan Tuna (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Laporan analisis RIA Novosti yang mengacu pada data dari Asosiasi Industri Tuna Thailand menyebutkan ada dampak besar jika perang antara Thailand dan Kamboja berlanjut. Salah satunya pasokan tuna kaleng ke seluruh dunia akan langka.

Dari catatnya tahun 2023, total ekspor tuna kaleng dunia tercatat sebesar 1,6 juta ton, dengan Thailand menyumbang 28 persen dari angka tersebut. Sebagai perbandingan, Ekuador berada di posisi kedua dengan 14 persen pangsa pasar, dan disusul oleh China dengan 9 persen.

Sementara tahun 2024 menunjukkan peningkatan signifikan ekspor Thailand, yang naik 30 persen menjadi 580 ribu ton dari sebelumnya 445 ribu ton di tahun 2023. Amerika Serikat menjadi tujuan ekspor utama dengan kontribusi sebesar 21 persen, diikuti Jepang, Australia, dan Libya masing-masing 7 persen, serta Arab Saudi sebanyak 6 persen.

Baca juga: Kronologi Lengkap Perang Kamboja dan Thailand

Dikutip dari Antara, Jumat 25 Juli 2025, data dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menunjukkan bahwa Thailand juga memegang kendali sekitar 8 persen dari perdagangan tuna global, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Angka ini masih di bawah Ekuador (12 persen), China (11 persen), dan Indonesia (8,5 persen).

Tentara Thailand <b>(Antara)</b> Tentara Thailand (Antara)

RIA Novosti juga memperingatkan bahwa konflik antara Thailand dan Kamboja bisa memberikan dampak lanjutan terhadap industri makanan hewan global. 

Thailand tercatat sebagai eksportir makanan hewan peliharaan terbesar kedua di dunia pada tahun 2024, dengan nilai ekspor mencapai 2,7 miliar dolar AS (sekitar Rp43,9 triliun), atau sekitar 10 persen dari total perdagangan dunia. Hanya Jerman yang mengekspor lebih banyak, dengan nilai sebesar 3,3 miliar dolar AS (sekitar Rp53,7 triliun).

Amerika Serikat menjadi pelanggan utama Thailand dalam sektor ini, mencakup hampir sepertiga dari total ekspor. Negara lain yang juga berperan besar dalam impor makanan hewan asal Thailand antara lain Jepang (12 persen), Australia dan Italia (masing-masing 6 persen), Malaysia (5 persen), serta Filipina dan Jerman (masing-masing 4 persen). Sementara itu, kehadiran Thailand di pasar Rusia masih tergolong kecil, dengan total nilai impor hanya sekitar 4,9 juta dolar AS (Rp79,8 miliar) tahun lalu.

Pada Maret 2024, otoritas pengawasan veteriner Rusia melarang enam perusahaan asal Thailand untuk mengekspor ke negaranya. Ketegangan geopolitik ini dipicu oleh perselisihan lama antara kedua negara mengenai Kuil Preah Vihear, situs warisan dunia UNESCO dari abad ke-11, yang memuncak pada hari Kamis.

Setelah berpekan-pekan dalam situasi memanas akibat ledakan ranjau dan aksi saling mengusir diplomat, konflik akhirnya pecah dalam bentuk serangan artileri berat di sekitar area perbatasan. Laporan Al Jazeera, mengutip Kementerian Kesehatan Thailand, menyebutkan bahwa serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 11 warga sipil serta satu anggota militer Thailand.

Otoritas di empat provinsi Thailand yang berbatasan langsung dengan Kamboja telah memerintahkan evakuasi warga. Di sisi militer, Thailand dikabarkan telah mengerahkan jet tempur F-16 untuk melancarkan serangan udara, sementara Kamboja merespons dengan penggunaan peluncur roket BM-21, menurut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Thailand.

Beberapa unggahan di media sosial memperlihatkan dampak kerusakan dari konflik ini, termasuk hancurnya sebuah mini market 7-Eleven dan sebuah stasiun pengisian bahan bakar akibat tembakan artileri.

x|close