Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan komitmennya untuk meningkatkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengiriman Makan Bergizi Gratis (MBG) ke sekolah, sebagai respons atas kasus keracunan yang menimpa siswa SD dan SMP di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Pernyataan ini disampaikan Dadan setelah mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.
"Pokoknya kami berusaha sebaik mungkin agar tidak ada kejadian lagi dan kami tingkatkan SOP-nya termasuk mulai memilih bahan baku yang baik, memendekkan waktu masak, memendekkan waktu penyiapan, memendekkan waktu pengiriman," ujarnya dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta.
Baca Juga: Prabowo Panggil Kepala BGN Bahas Percepatan Program MBG, Penerima Manfaat Tembus 15 Juta
Ia menambahkan, peningkatan SOP pengiriman MBG akan dilakukan agar makanan tidak terlalu lama disimpan di sekolah. Menurutnya, waktu ideal penyimpanan di sekolah adalah kurang dari 4 jam agar makanan tetap segar dan berkualitas.
"Termasuk juga di dalam pengiriman ke sekolah dan makanan tidak terlalu lama disimpan di sekolah agar waktunya lebih pendek dari 4 jam," kata Dadan.
Baca Juga: Sosialisasi Program MBG dari BGN dan DPR RI Berjalan Lancar di Cilacap
Berdasarkan informasi yang diperoleh, insiden keracunan massal di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, terjadi pada siswa SD dan SMP, guru, serta anggota keluarga yang mengonsumsi MBG. Kasus ini diduga terjadi setelah mereka menyantap MBG yang didistribusikan Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong.
Para korban yang terdiri dari murid, guru, hingga anggota keluarga mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, dan diare, baik setelah memakan MBG di sekolah maupun membawanya pulang. Meski demikian, kondisi para korban dilaporkan membaik dan tidak memerlukan perawatan inap.