Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah tengah memprogramkan hilirisasi sejumlah komoditas hortikultura, termasuk kelapa dalam, agar ke depan tidak ada lagi ekspor kelapa utuh (gelondongan) ke luar negeri.
Dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025, Amran mengatakan bahwa selain kelapa, pemerintah juga menargetkan hilirisasi pada kakao, mete, gambir, pala, dan lada.
“Rencana kita hilirisasi kelapa ini tidak dijual gelondongan keluar negeri yang totalnya mencapai 2,8 juta ton. Kemudian, kita hilirisasi nanti dari kelapa menjadi coconut milk, VCO, harganya bisa naik 100 kali lipat. Kita hitung-hitung, rata-rata saja itu bisa menghasilkan Rp2.400 triliun. Katakanlah separuh saja, kali 50, itu bisa menghasilkan Rp1.200 triliun devisa. Itu baru kelapa,” kata Amran.
Ia menjelaskan bahwa kelapa dalam merupakan jenis pohon kelapa tinggi (tall coconut) dengan batang mencapai 15–30 meter dan pangkal batang membesar (bole). Jenis kelapa ini umumnya digunakan untuk produksi kopra, minyak kelapa, serta produk turunannya.
Baca Juga: Mentan Amran: Swasembada Beras Dicapai Desember 2025–Januari 2026
Adapun coconut milk yang disebut Amran adalah produk minuman alternatif pengganti susu (non-dairy), sedangkan VCO (Virgin Coconut Oil) merupakan minyak kelapa murni yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan, makanan, maupun kosmetik.
Amran menyebutkan bahwa produksi kelapa dalam Indonesia tahun ini mencapai 33 juta ton, meningkat dibanding tahun lalu yang sebesar 29 juta ton. Sementara itu, ekspor kelapa per tahun mencapai sekitar 2,8 juta ton dengan nilai Rp24 triliun.
Ia menegaskan, program hilirisasi tersebut bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas (added value), menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menekan angka pengangguran.
“Added value-nya harus ada di Indonesia,” ujar Amran.
Sebagai langkah awal, Kementerian Pertanian telah mendistribusikan bibit gratis berbagai komoditas seperti kakao, kopi, kelapa dalam, mete, dan pala kepada para petani di seluruh Indonesia.
“Itu kurang lebih 800.000 hektare seluruh Indonesia, dan itu gratis. Ini akan membuka lapangan kerja, 1,6 juta orang dalam waktu paling lambat 2 tahun,” kata Amran.
Jumpa pers ini digelar Amran setelah mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Kantor Presiden pada Kamis sore. Dalam pertemuan tersebut, Amran juga melaporkan perkembangan program swasembada beras serta rencana hilirisasi komoditas hortikultura yang tengah dijalankan pemerintah.
(Sumber: Antara)