Ukraina dan Rusia Saling Serang Fasilitas Energi, Gas dan Tambang Jadi Sasaran
NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Okt 2025, 17:55
Muhammad Fikri
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Warga membersihkan puing-puing setelah serangan Rusia di Distrik Sviatoshinskyi, Kiev, Ukraina pada 31 Juli 2025. (ANTARA)
Ntvnews.id, Moskow - Ukraina dan Rusia pada Minggu, 19 Oktober 2025 saling melancarkan serangan drone dan rudal yang menargetkan fasilitas energi utama masing-masing negara. Serangan itu memicu kebakaran di pabrikgas Rusia dan menghentikan operasi tambang batu bara di Ukraina.
Menurut pernyataan otoritas Rusia dan Kazakhstan, drone Ukraina menghantam sebuah pabrik pengolahan gas utama di wilayah Orenburg, Rusia, dekat perbatasan Kazakhstan. Serangan tersebut menyebabkan kebakaran dan memaksa penghentian sementara pasokan gas dari Kazakhstan.
Pabrik pengolahan gas Orenburg, yang dioperasikan oleh raksasa energi milik negara Gazprom, merupakan salah satu fasilitas terbesar di dunia dalam kategorinya, dengan kapasitas pemrosesan tahunan sekitar 45 miliar meter kubik.
Gubernur Regional Yevgeny Solntsev mengatakan, serangan itu memicu kebakaran di sebuah bengkel kerja dan menimbulkan kerusakan di beberapa bagian pabrik. Kementerian Energi Kazakhstan mengonfirmasi bahwa Gazprom telah menghentikan pemrosesan gas Kazakhstan akibat keadaan darurat yang disebabkan oleh serangan drone tersebut.
Sementara itu, pejabat Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap sebuah tambang batu bara di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina tengah.
“Seluruh 192 penambang yang berada di bawah tanah pada saat itu berhasil dievakuasi dengan selamat,” kata pihak manajemen tambang. Mereka menambahkan bahwa ini merupakan serangan skala besar keempat terhadap fasilitas batu bara perusahaan itu dalam dua bulan terakhir.
“Sesaat menjelang awal musim yang membutuhkan penghangatan (heating season), musuh sekali lagi melakukan serangan terhadap industri energi Ukraina,” ujar pihak manajemen tambang dalam pernyataan di Telegram.