Gelombang Tinggi, Balita di Mamuju Hilang Terseret Ombak dan Sulit Ditemukan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Okt 2025, 10:07
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Pencarian Balita Hilang di Mamuju Saat Gelombang Tinggi Pencarian Balita Hilang di Mamuju Saat Gelombang Tinggi (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi di perairan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, memperumit upaya pencarian terhadap seorang balita bernama Al Fatih (3) yang hilang setelah diduga terseret arus laut di Pulau Saboyang, Kecamatan Kepulauan Balabalakang.

Peristiwa ini bermula pada Senin, 20 Oktober 2025 sore, ketika Al Fatih masih terlihat bermain di sekitar rumahnya yang berjarak tak jauh dari pantai. Tak lama kemudian, anak malang itu dikabarkan menghilang dan diduga terbawa ombak saat air laut sedang pasang.

Tim gabungan dari Satpolair Polresta Mamuju dan Basarnas telah berupaya melakukan pencarian intensif sejak Jumat, 24 Oktober 2025. Namun hingga kini, keberadaan korban belum ditemukan. Upaya pencarian harus beberapa kali dihentikan karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

Kasat Polair Polresta Mamuju AKP Nurdin menjelaskan bahwa pihaknya telah menyisir area perairan di sekitar Pulau Saboyang. Namun angin kencang dan hujan deras membuat proses pencarian tidak bisa dilanjutkan secara optimal.

Baca Juga: China dan Australia Memanas di Laut China Selatan

“Kami tetap berupaya maksimal dan akan melanjutkan pencarian begitu kondisi cuaca kembali memungkinkan. Keselamatan personel dan masyarakat menjadi prioritas utama,” kata Nurdin dalam keterangan resminya pada Minggu, 26 Oktober 2025.

Badai yang melanda wilayah tersebut bahkan sempat memaksa tim Satpolair untuk berlindung di Pulau Tapilagaan sebelum kembali melanjutkan operasi pencarian.

Kepala Kantor Basarnas Mamuju, Mahmud Afandi, menuturkan bahwa timnya telah memulai pencarian sejak Minggu , 26 Oktober 2025 pukul 07.00 hingga 18.00 WITA. Dua tim pencari dibagi menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) untuk menyisir area laut yang lebih luas.

“(Tim) SRU I menggunakan RIB 02 melakukan penyisiran sejauh 45 nautical mile, sementara SRU II menggunakan RIB 01 menyisir sejauh 50 nautical mile arah barat daya sesuai dengan peta pencarian (SAR Map),” ujar Mahmud dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Korsel Gelar Rapat Darurat Usai Korea Utara Luncurkan Rudal ke Laut Jepang

Namun, kondisi di lapangan jauh dari ideal. Cuaca di sekitar Pulau Saboyang dilaporkan diselimuti angin kencang dari arah timur laut hingga barat, hujan lebat, dan gelombang laut mencapai ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter. Situasi ini, menurut Mahmud, memperlambat proses pencarian karena membahayakan tim di lapangan.

Meski cuaca ekstrem menjadi kendala utama, Basarnas menegaskan bahwa operasi pencarian akan terus dilanjutkan. Pada Senin, 27 Oktober 2025, area pencarian akan diperluas hingga ke perairan Majene, dimulai dari Dermaga Dekking, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

“Operasi SAR akan terus dilanjutkan hingga korban ditemukan. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait dan masyarakat setempat untuk memperluas area pencarian,” tandas Mahmud.

x|close