Soal Status Bencana Nasional, Istana: Yang Paling Penting Penanganannya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Des 2025, 18:37
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Sekretari Negara Prasetyo Hadi Menteri Sekretari Negara Prasetyo Hadi (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah menegaskan bahwa fokus utama dalam merespons bencana besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat adalah memastikan seluruh sumber daya nasional bergerak maksimal. Hal itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi seusai menghadiri Keterangan Pers Perkembangan Penanggulangan Bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 3 Desember 2025.

Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah memprioritaskan kerja konkret di lapangan daripada memperdebatkan status bencana.

"Berulang kali berikan penjelasan oleh berbagai pihak bahwa yang paling penting adalah penanganannya. Penanganannya. Saudara-saudara tadi sudah bisa lihat bahwa semenjak terjadinya bencana di Aceh, Sumatera Utara maupun juga Sumatera Barat, seluruh sumber daya nasional bekerja keras untuk melakukan penanganan," katanya.

"Jadi berkenaan dengan masalah status itu banyak pertimbangan dan sampai hari ini kita merasa, pemerintah merasa bahwa dengan penanganan yang cukup masif, semua sumber daya nasional dikerahkan, nah itu sementara pilihan yang diambil,” jelasnya.

Baca Juga: BNPB dan BMKG Modifikasi Cuaca Demi Distribusi Bantuan Banjir Sumatera

Ketika ditanya soal pertimbangan pemerintah belum menaikkan status menjadi bencana nasional, Prasetyo menyebut ada faktor-faktor yang tidak bisa disampaikan ke publik.

"Ya, banyak lah kan banyak pertimbangan ya. Ada hal-hal yang tidak bisa juga disampaikan ya. Pertimbangan-pertimbangan tersebut, yang paling penting adalah bukan masalah statusnya, tapi sekali lagi adalah masalah penanganannya. Kemudian support atau back-up dari pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah, provinsi maupun kabupaten, termasuk mengenai anggaran yang Bapak Presiden langsung memberikan instruksi kepada kami, jajaran terkait untuk mem-back up sepenuhnya proses penanganan terhadap bencana yang menimpa saudara-saudara kita di tiga provinsi,” tegasnya.

Menteri Sekretari Negara Prasetyo Hadi <b>(Istimewa)</b> Menteri Sekretari Negara Prasetyo Hadi (Istimewa)

Terkait kemungkinan pemerintah membuka pintu bantuan asing seperti pada kasus Palu 2018, Prasetyo menegaskan bahwa saat ini belum diperlukan.

"Untuk sementara ini belum ya. Meskipun kami juga mewakili Pemerintah Republik Indonesia menyampaikan terima kasih karena banyak sekali atensi dari negara-negara sahabat. Baik yang mengucapkan keprihatinan maupun yang ingin memberikan bantuan, kami mengucapkan terima kasih. Namun demikian kita merasa bahwa pemerintah, dalam hal ini kita semua masih sanggup untuk mengatasi seluruh permasalahan yang kita hadapi.” paparnya.

Ia menambahkan bahwa pasokan pangan dan energi masih cukup, dan distribusi akan dilakukan dengan segala metode, termasuk udara.

"Dari sisi pangan, alhamdulillah kita punya stok yang cukup. Kami juga intens berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan pasokan BBM untuk segera terdistribusi ke seluruh wilayah, termasuk harus menggunakan cara-cara yang mungkin tidak normal ya. Kan BBM juga bagaimana kita usahakan bisa dilakukan dropping dari udara karena memang menyesuaikan dengan kondisi bencana yang kita hadapi di lapangan.” jelasnya.

Soal pembiayaan, Prasetyo memastikan anggaran penanganan bencana mencukupi.

"Jadi kan di dalam APBN itu ada yang namanya Dana Siap Pakai yang memang diperuntukkan untuk kesiapsiagaan kebencanaan. Tetapi Bapak Presiden sudah memberikan instruksi secara langsung, apabila Dana Siap Pakai secara jumlah nominal itu perlu dilakukan penambahan, maka akan dilakukan penambahan.” tegasnya.

Baca Juga: BNPB dan BMKG Modifikasi Cuaca Demi Distribusi Bantuan Banjir Sumatera

Ia menegaskan bahwa instruksi tersebut juga berlaku untuk kementerian dan lembaga seperti TNI dan Polri.

"Dan ini juga termasuk berlaku kepada beberapa K/L terkait. Contoh misalnya TNI maupun Kepolisian yang kita semua melihat bahwa TNI maupun Polri salah satu garda terdepan di dalam proses penanganan bencana, yang tentunya itu membutuhkan sumber daya keuangan yang itupun akan kita back up.” paparnya.

“Kalau sampai terakhir, kurang lebih 2 hari yang lalu masih di kisaran 500 miliar sekian.” imbuhnya.

x|close