Ntvnews.id, Moskow - Rusia menyerukan kepada Amerika Serikat (AS) agar menunjukkan sikap menahan diri secara maksimal dalam hubungannya dengan Moskow, mengingat risiko konflik nuklir masih membayangi. Seruan itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dalam wawancara yang ditayangkan stasiun televisi Rossiya-1 pada Jumat lalu.
Ryabkov menyebut meningkatnya intensitas kontak serta dialog substantif antara Rusia dan Amerika Serikat membuat ancaman “berada di tepi jurang konflik nuklir” tidak perlu dibesar-besarkan. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa upaya berkelanjutan tetap diperlukan guna mencegah eskalasi lebih lanjut.
“Risiko konfrontasi ini tetap ada dan belum terselesaikan. Banyak hal akan bergantung pada bagaimana pemerintahan Donald Trump bertindak di masa depan,” ujar Ryabkov, dikutip dari sputnik, Senin, 29 Desember 2025.
Baca Juga: Kim Jong Un Siap Bertemu Xi Jinping dan Vladimir Putin
Ia menambahkan, Rusia berharap kepemimpinan Amerika Serikat dapat menunjukkan tingkat tanggung jawab tertinggi dalam mengelola hubungan bilateral dengan Moskow. Prinsip tersebut, menurut Ryabkov, terus dan secara aktif disampaikan Rusia melalui berbagai jalur diplomatik.
“Kami menyampaikan pesan yang jelas lewat semua saluran: pada akhirnya, inilah saatnya untuk terlibat dalam perundingan yang sungguh-sungguh dan bermakna,” katanya.
Ryabkov juga mendorong negara-negara Barat agar tidak berspekulasi soal waktu pecahnya perang besar, melainkan memusatkan perhatian pada langkah-langkah nyata untuk mencegah konflik berskala luas.
Presiden Rusia Vladimir Putin (Kiri) memberikan keterangan pada konferensi pers bersama dengan Presiden AS Donald Trump setelah menyelesaikan pembicaraan mereka di Anchorage, Alaska, Amerika Serikat (15/8/2025). (ANTARA)
“Saya lebih memilih tidak berspekulasi atau berteori tentang skenario terburuk,” ujarnya. “Siapa pun yang berharap bisa mengalahkan Rusia dalam konflik terbuka yang melibatkan koalisi Barat di bawah panji NATO, sangat keliru.”
Ia turut memperingatkan pihak-pihak yang berupaya mengalahkan negara pemilik senjata nuklir. “Secara definisi, hal itu mustahil dan merupakan jalan pasti menuju bencana,” tegas Ryabkov.
Baca Juga: Donald Trump Isyaratkan Bakal Bertemu Vladimir Putin
Pernyataan tersebut disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat dalam beberapa tahun terakhir. Ryabkov menyoroti aktivitas NATO yang dinilainya belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasan barat Rusia, yang menurut Moskow meningkatkan potensi salah perhitungan strategis.
Pemerintah Rusia berulang kali menegaskan tidak mengancam negara mana pun. Namun, Moskow menegaskan tidak akan mengabaikan tindakan yang dianggap membahayakan kepentingan nasional serta keamanan strategisnya. Rusia juga menyatakan tetap terbuka terhadap dialog, dengan syarat kepentingannya diperlakukan setara dalam setiap forum pembicaraan internasional.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump berjalan menuju tempat pertemuan tingkat tinggi di di Anchorage, Alaska, pada 15 Agustus 2025. /Anadolu/HO-Kremlin Press Office (Antara)