Ntvnews.id, Athena - Di tengah gelombang panas yang terus-menerus melanda, Yunani atau dikenal sebagai negeri para Dewa merayakan peringatan 50 tahun "pemulihan demokrasi" dengan berbagai acara resmi, pameran, konser, dan penerbitan koin khusus dua euro sebagai bagian dari perayaan.
Ada rasa gembira karena demokrasi dianggap telah berhasil menghadapi berbagai tantangan, namun juga terdapat keprihatinan terkait masalah pembagian Siprus yang belum terselesaikan. Runtuhnya rezim militer pada tahun 1974 berkaitan erat dengan sengketa Siprus.
Dilansir dari Euronews, Kamis, 25 Juli 2024, militer Yunani melakukan kudeta terhadap pemerintah sah presiden Siprus, Uskup Agung Makarios III pada 15 Juli 1974,.
Turki, yang khawatir Yunani berniat memperluas pengaruhnya ke Siprus, mengirimkan pasukan dan menduduki sebagian wilayah pulau tersebut. Sejak saat itu, Siprus terpecah menjadi wilayah Yunani dan wilayah Turki.
Baca Juga: Jenazah Hamzah Haz Dimakamkan Secara Militer
Kekalahan militer Yunani di Siprus akhirnya menyebabkan runtuhnya rezim di Athena. Angkatan laut yang menentang rezim menggulingkan penguasa Dimitrios Ioannidis.
Pada 23 Juli 1974, para pemimpin rezim militer menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil. Keesokan harinya, mantan Perdana Menteri Konstantin Karamanlis kembali dari pengasingan di Prancis dan segera membentuk kabinet baru.