Girangnya Anak-anak Bule Bisa Main Bola Bareng Atlet Papua Football Academy

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Okt 2024, 10:52
Moh. Rizky
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Direktur PFA Wolfgang Pikal saat memimpin latihan PFA dengan MZS. Direktur PFA Wolfgang Pikal saat memimpin latihan PFA dengan MZS.

Ntvnews.id, Jakarta - Anak-anak berkulit putih dan berambut pirang itu tampak girang. Mereka terlihat sangat senang kala berinteraksi dengan anak-anak dari Tanah Papua di Sporthall Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, Selasa, 22 Oktober.

Siswa dan siswi sekolah Mount Zaagkam School (MZS) tersebut, terlihat tak canggung berinteraksi satu sama lain, kendati terdapat perbedaan bahasa. Justru anak-anak Papua yang berasal dari Papua Football Academy (PFA) lah yang terlihat malu-malu.

Pagi itu, para atlet sepak bola PFA memang sengaja hadir di lapangan sepak bola di Tembagapura, usai melakukan perjalanan dari 'markasnya' di Mimika Sport Complex (MSC). Kehadiran mereka, salah satunya guna latihan bersama dengan siswa-siswi MZS, sekolah anak-anak ekspatriat yang merupakan karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI).

Hadirnya PFA untuk berbagi sedikit ilmu terkait sepak bola kepada para murid MZS. Latihan fisik pun dilakukan bersama-sama.

Mereka latihan secara berbaur, anak-anak dari PFA berpasangan dengan murid MZS, baik yang laki-laki maupun perempuan.

Kebersamaan itu beberapa kali mengundang tawa. Salah satunya saat anak didik PFA harus berpasangan dengan murid perempuan dari MZS.

"Ngobrol dong, ngobrol," canda staf PFA yang direspons tersipu anak didiknya.

Berbagai jenis latihan dengan level ringan dilakukan. Mulai dari latihan menendang, membawa bola, halang-rintang, hingga bermain sepak bola bersama.

Menurut Program Officer PFA, Rizky Aidi, latihan dengan anak-anak bule ini sekaligus dalam rangka melatih kemampuan bahasa asing para atlet PFA.

"Kami memang menggelar kegiatan ini agar para siswa PFA bersosialisasi. Sekaligus melatih percakapan bahasa Inggris yang mereka pelajari selama empat jam setiap minggu dalam bentuk kursus dan kelas," ujar Rizky.

Latihan PFA dengan MZS. Latihan PFA dengan MZS.

Selain itu, PFA juga ingin mengajarkan anak didiknya memahami keberagaman, dan memaklumi perbedaan itu. Ini dilakukan, agar para atlet PFA yang asli Papua, mengerti bahwa sesungguhnya yang ada di dunia ini bukan hanya Papua maupun Indonesia.

"Untuk sepak bolanya, kami ingin memperlihatkan tentang unity for diversity (persatuan dalam keberagaman). Baik dari segi budaya, maupun mudah berteman dari anak-anak Papua ini. Kami mau mengajak para siswa PFA untuk bisa melihat dunia lebih luas," papar pria yang juga Direktur Garuda Gemah Nusantara ini.

Pihak MZS sendiri senang bisa latihan bersama dengan PFA. Menurut mereka, latihan yang dipimpin langsung Direktur PFA Wolfgang Pikal ini sungguh merupakan pengalaman yang berharga.

"Kami sangat bersyukur dengan kesempatan berlatih bersama PFA," ujar guru olahraga MZS, Rina van de Wielen.

Menurut Rina, para muridnya sangat antusias saat mendengar kabar akan berlatih bersama PFA. Sebab mereka sudah mengetahui tentang anak didik Ardiles Rumbiak itu dan aktivitasnya. Bahkan, siswi-siswinya sampai mempertanyakan mengapa hanya para siswa yang diperbolehkan mengikuti latihan tersebut. Mendengar keluhan itu, akhirnya MZS memutuskan mengikutsertakan murid perempuan dalam latihan. 

"Kami tidak banyak mendapatkan kegiatan seperti ini. Jadi kami sangat bersyukur mendapatkan kesempatan yang fantastis dari Freeport ini," kata dia.

Adapun dalam latihan tersebut, MZS menyertakan murid dari kelas 4 hingga kelas 8.

Latihan PFA dengan MZS. Latihan PFA dengan MZS.

"Kami juga punya rencana untuk ganti mengunjungi PFA di Mimika pada bulan Maret nanti untuk mempelajari lebih banyak tentang program ini," jelas Rina.

Selain murid MZS, PFA juga latihan bareng dengan para siswa dari sekolah Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ). Murid dari sekolah ini salah satunya berasal dari anak-anak Asrama Tomawin. Asrama itu dihadirkan PTFI, sebagai tempat tinggal bagi siswa anak-anak tujuh suku yang meraih beasiswa dari perusahaan tersebut.

"Ini sangat bagus sekali, karena kebetulan anak-anak kita cukup jauh (tinggal) dari kota. Tetapi dengan adanya PFA mereka mendapatkan lebih pengalaman tentang bagaimana bermain bola dengan baik," kata guru olahraga SMP YPJ, Syaiful Anhar Rumalolas.

Siswa YPJ mengaku senang dengan pengalaman tersebut. Sebab mereka akhirnya mendapatkan lawan yang 'sebanding'.

"Anak-anak merasa lawannya lebih setimpal dalam artian mereka lebih tertantang mati-matian untuk mencetak gol. Satu anak kami, Jonathan, walaupun kecil tapi dia berhasil mencetak gol," kata guru SD YPJ, Maria Easter Lusiana.

Ada 18 siswa SMP dan 15 siswa SD YPJ yang ikut serta latihan bersama PFA. Mereka adalah anak-anak dari Asrama Tomawin dan murid yang tinggal di rumah sekitar sekolah.

Latihan bersama PFA dengan murid YPJ. Latihan bersama PFA dengan murid YPJ.

Menurut Maria, sehari-hari siswanya memang gemar bermain sepak bola. Aktivitas itu dilakukan setiap saat, baik ketika jam istirahat sekolah, hari Sabtu maupun saat libur. Mereka bermain bola di Asrama maupun di Sporthall Tembagapura, ketika hari tidak hujan.

"Kadang pun hari tetap hujan mereka tetap main bola, karena itu yang mereka sukai," tandas Maria.

Halaman
x|close