Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyoroti reaksi publik yang dinilai tidak adil terhadap pemain tim nasional yang mengalami cedera.
Dalam wawancara terbarunya, Erick membandingkan respons terhadap cedera striker Ole Romeny dengan Ragnar Oratmangoen yang sebelumnya juga mengalami cedera, namun nyaris tak mendapat perhatian serupa.
“Mereka bilang, ‘Pak, kita akan siapkan dan kita akan fight,’ ya itu yang harus kita jaga. Aura itu. Nah, cedera ya cedera. Itu yang saya bilang, risiko cedera tidak hanya pada Ole. Kemarin Ragnar cedera, tidak ada yang nyariin Ragnar, tidak ada yang nyalahin timnya, iya tidak? Betul tidak?” ujar Erick dengan nada retoris.
Baca Juga: Ole Cedera, Gimana Nasib Timnas Indonesia? Erick Thohir: Kita Gak Bergantung Pada Satu Pemain
Ia menekankan bahwa cedera adalah risiko alami dalam sepak bola, yang bisa menimpa siapa saja. Karena itu, menurutnya tidak adil jika kemudian satu pemain yang cedera dibicarakan secara berlebihan, sementara lainnya diabaikan. Erick juga menyebut contoh lain soal pemain yang kini belum bisa bermain akibat cedera, namun tidak lantas disalahkan.
Ole Romeny Dibopong Tim Medis Oxford United (IG: Ole Romeny)
“Risiko cedera semua pemain ada. Dehan De Haan sekarang belum bisa main, terus disalahin dianya, disalahin klubnya? Kan tidak dong. Terus nanti bilang begini, Erick Thohir antikritik. Salah lagi,” katanya.
Erick kembali mengingatkan pentingnya regenerasi di tubuh Timnas Indonesia. Ia menegaskan bahwa PSSI tidak bergantung pada satu atau dua nama saja, karena sistem pembinaan usia muda terus berjalan dan menjadi kunci untuk membentuk kedalaman skuad.
“Kenapa sejak awal kita bilang kita perlu regenerasi Timnas? Kenapa kita siapkan U-20, U-17, U-23? Siapa tahu dari U-23 ini ada yang ke senior. Kemarin seperti Coach Patrick pilih Beckham (Putra), kan saya juga surprise. Tetapi kan bagus buat Beckham. Siapa tahu nanti tiba-tiba U-20 kepilih, atau U-23 kita kepilih,” ucapnya.
Ia menyebut rata-rata usia pemain di skuad U-23 Indonesia saat ini adalah 20,7 tahun bahkan masih di bawah kategori U-21 di banyak negara sebuah indikator kuat bahwa fondasi regenerasi telah dibangun.
“Inilah regenerasi yang disiapkan PSSI: U-17, U-20, U-23, untuk melapis tim senior,” tutup Erick.
Pernyataan Erick Thohir ini sekaligus menjadi pengingat bahwa prestasi tim nasional tak bisa dibebankan hanya pada satu individu, dan regenerasi menjadi strategi jangka panjang PSSI untuk membangun skuad yang kompetitif dan berkelanjutan.