Ntvnews.id, Jakarta - Pengamat sepak bola Kesit Handoyo menilai bahwa perubahan format dan jadwal pertandingan pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia menunjukkan ketidakkonsistenan dan terkesan menguntungkan negara tuan rumah seperti Arab Saudi dan Qatar.
Menurut Kesit, protes yang dilayangkan Irak kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) merupakan langkah yang wajar. Sejak awal, sejumlah negara—termasuk Irak dan Indonesia—telah menyuarakan kekhawatiran mengenai potensi ketidakadilan dalam penentuan lokasi pertandingan serta pengaturan jadwal kompetisi.
“Format awalnya seharusnya di tempat netral, tetapi AFC tiba-tiba mengubah aturan,” ujar Kesit kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa perubahan format tersebut menunjukkan lemahnya konsistensi AFC dalam mengatur turnamen. Padahal, berdasarkan regulasi sebelumnya, tim-tim yang sudah saling bertemu pada putaran ketiga tidak seharusnya kembali berada dalam grup yang sama pada babak berikutnya. Namun, kenyataannya Indonesia kembali satu grup dengan Arab Saudi di putaran keempat ini.
Baca Juga: Prabowo Berat Hati Terima Timnas Gagal Lolos Piala Dunia
Selain persoalan format, Kesit juga menyoroti ketimpangan waktu istirahat antarnegara peserta. Irak, misalnya, baru saja menuntaskan laga melawan Indonesia dan hanya mendapat jeda dua hari sebelum bertemu Arab Saudi. Sementara itu, tuan rumah memiliki waktu istirahat hingga enam hari sebelum berhadapan dengan Irak.
“Ini jelas tidak adil, karena Irak kelelahan akibat jadwal yang mepet, sementara Saudi punya waktu istirahat jauh lebih panjang. Jadi unsur kesengajaan dari AFC sangat terasa,” tegasnya.
Sebelumnya, timnas Indonesia juga sempat mengajukan keberatan terhadap penunjukan wasit dalam laga kontra Arab Saudi. Walaupun akhirnya pertandingan dipimpin oleh wasit asal Kuwait yang dianggap cukup netral, skuad Garuda tetap menghadapi tantangan berat karena padatnya jadwal dan atmosfer stadion yang sepenuhnya mendukung tuan rumah.
Kesit menekankan bahwa AFC perlu melakukan evaluasi menyeluruh agar integritas kompetisi tetap terjaga serta nilai-nilai fair play tidak tercoreng.
(Sumber: Antara)