Wayan Malana, “Bule Lokal” Yang Mengharumkan Merah Putih di Arena Skateboard

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Des 2025, 17:10
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Atlet skateboard Indonesia asal Bali Ni Wayan Malana Fairbrother saat ditemui di Kuta Beach Skatepark, Badung, Minggu (21/12), menunjukkan medali perak yang diraihnya pada nomor street putri SEA Games 2025 di Thailand. (Antara/ Rita Laura) Atlet skateboard Indonesia asal Bali Ni Wayan Malana Fairbrother saat ditemui di Kuta Beach Skatepark, Badung, Minggu (21/12), menunjukkan medali perak yang diraihnya pada nomor street putri SEA Games 2025 di Thailand. (Antara/ Rita Laura) (Antara)

Ntvnews.id, Denpasar - Nama Ni Wayan Malana Fairbrother mencuri perhatian publik setelah mencatatkan debut impresif pada ajang SEA Games Thailand 2025. Atlet skateboard muda asal Kuta, Bali, itu sukses mempersembahkan medali perak untuk Indonesia pada nomor Women’s Street.

Bertanding di Extreem Sport Park Rajamangala, Bangkok, Thailand, pada 14 Desember, Malana tampil menonjol bukan hanya karena prestasinya, tetapi juga karena penampilannya yang berbeda. Rambut pirang dan kulit putih yang identik dengan warga Eropa membuat remaja 13 tahun itu kerap dijuluki “bule lokal”.

Atlet yang akrab disapa Mala ini mengisahkan perjuangannya meraih medali perak SEA Games saat ditemui di Kuta Beach Skatepark, Badung, Bali, Minggu 22 Desember 2025. Pada babak final, Mala memberanikan diri mengeksekusi trik 5-0 yang sebelumnya belum pernah ia coba.

“Itu trik baru. Bahkan sebelum ke SEA Games aku tidak pernah coba sama sekali. Pas sampai di sana, Bapak bilang 'Ayo kamu bisa Five-0', aku coba sekali dan ternyata bisa. Akhirnya aku pakai di kompetisi dan skornya lumayan besar," kata Malana mengenang.

Meski tampil gemilang, Malana harus puas berada di posisi kedua dengan total nilai 125,42 poin. Ia mengakui persaingan berlangsung sangat ketat, terutama menghadapi atlet tuan rumah Chunkao Udomphen serta atlet Olimpiade asal Thailand, Vareeraya Sukasem.

Baca Juga: Sosok Atlet Skateboard Australia Peraih Medali Emas Termuda di Olimpiade

“Ya, lawan saya bisa dibilang sulit. Yang dapat emas juga jago sekali, dia juga umurnya masih 10 tahun. Dan juga lawan lawan saya pernah ikut Olimpiade dan itu juga bikin kayak susah,” ujar Mala.

Untuk menjaga performa di tengah tekanan, Malana berupaya menenangkan diri dan mengelola emosi. Ia juga memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum pertandingan dimulai agar lebih rileks.

“Soalnya kalau aku nervous pasti nggak bagus nanti skornya. Pasti kayak run-nya nggak bagus. Dan kalau aku mentalnya bagus dan aku nggak nervous, aku bisa dapat skor yang bagus,” kata Mala dengan logat khas campuran Indonesia dan Inggris.

Meski sempat menargetkan medali emas, Malana mengaku tetap bangga dengan raihan perak tersebut, terlebih karena SEA Games 2025 menjadi pengalaman pertamanya tampil di ajang olahraga terbesar se-Asia Tenggara.

Peraih emas dan perak SEA Games 2025 cabang olahraga skateboard nomor street putra dan putri Basral Graita Hutomo (kiri) bersama Ni Wayan Malana Fairbrother (kanan).  <b>(ANTARA/Aditya Ramadhan)</b> Peraih emas dan perak SEA Games 2025 cabang olahraga skateboard nomor street putra dan putri Basral Graita Hutomo (kiri) bersama Ni Wayan Malana Fairbrother (kanan). (ANTARA/Aditya Ramadhan)

Dikira Atlet Naturalisasi

Di balik penampilannya yang kerap disangka atlet naturalisasi, Malana justru memiliki darah Indonesia yang kuat. Nenek dari pihak ibu berasal dari Bali, sementara kakek dari pihak ayah berdarah Sulawesi.

Ni Wayan Malana Fairbrother lahir di Denpasar pada 17 Maret 2012. Ayahnya, Afandy Dharma Fairbrother, merupakan keturunan Inggris dan Sulawesi, sedangkan ibunya, Cynthia Dewi, memiliki darah Bali dan Australia. Meski berlatar belakang blasteran, kedua orang tuanya merupakan warga negara Indonesia.

Kecintaan Malana terhadap skateboard tumbuh sejak usia dini. Ia kerap menyaksikan ayah dan kakaknya bermain papan seluncur sejak kecil. Mengikuti jejak sang kakak, Genghis Bradley, Malana mulai serius bermain skateboard sejak usia empat tahun.

“Karena lihat bapak sama kakakku main pas aku kecil, jadi pengen kayak mereka,” ungkapnya.

Tumbuh besar di kawasan Kuta, Mala akrab dengan lingkungan komunitas skateboard dan selancar. Sebelum menekuni skateboard secara profesional bersama tim nasional, ia juga aktif menekuni olahraga selancar.

Baca Juga: Merinding! Tanpa Musik, Suporter Indonesia Nyanyikan Lagu Indonesia Raya di SEA Games 2025

Ia bahkan sempat mengikuti sejumlah kompetisi surfing, sehingga sempat bimbang memilih menjadi peselancar atau skateboarder. Namun, prestasinya di dunia skateboard terus menanjak, termasuk menjuarai berbagai ajang seperti Walikota Cup XIV, King of Kuta, hingga kompetisi skateboard tingkat internasional.

Pada Juni 2025, Malana menunjukkan potensinya di kancah global dengan tampil di World Skateboarding Tour (WST) World Cup di Roma, Italia. Ia berhasil melaju hingga perempat final dan menempati peringkat ke-25 dunia untuk kategori Street Women, sebuah pencapaian yang mengesankan bagi atlet debutan.

Talenta yang dimilikinya bahkan sempat menarik minat tim nasional Australia untuk mengajaknya bergabung. Namun, Malana memilih tetap setia membela Indonesia.

"Aku ada kesempatan sama tim Australia, tapi tidak. Saya mau sama Indonesia," katanya dengan tegas.

Dukungan Penuh Keluarga

Perjalanan prestasi Malana tidak lepas dari peran besar keluarga. Kedua orang tuanya menjadi pendukung utama dalam setiap langkah kariernya, termasuk saat ia harus mengikuti berbagai kompetisi di dalam dan luar negeri. Sejak bergabung dengan Timnas Skateboard pada 2024, pembinaan dari pelatih juga semakin mematangkan kemampuannya.

Sebelum masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas), Malana berlatih bersama ayahnya yang juga aktif bermain skateboard. Ia juga sering mengamati gaya bermain kakaknya yang kini berusia 18 tahun, yang dikaguminya karena kreativitas dalam mengeksplorasi trik.

Capaian Malana menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga, terutama karena ia harus menjalani pelatnas di Cikarang, Jawa Barat, selama tujuh bulan dan terpisah dari keluarga di Bali.

Baca Juga: Terekam Remaja Main Skateboard Buat Celaka Pengendara Ojol, Netizen: Anak Laknat

“Tentunya senang sekali ya. Apalagi setelah dia latihan selama tujuh bulan, jauh dari keluarga, pindah sekolah, perjuangannya banyak,” ujar sang ibu, Cynthia Dewi.

Sebagai orang tua, Cynthia dan Afandy memberikan dukungan penuh terhadap pilihan anak-anak mereka di dunia olahraga, dengan catatan harus dijalani secara serius dan penuh komitmen.

“Bapak sama ibuku sudah mendukung lama banget, jadi kalau tidak ada mereka aku tidak mungkin ada di sini. Juga teman-teman yang mendukung saya dan Timnas juga sudah mendukung banyak banget, serta ofisial. Kalau tidak ada mereka tidak mungkin di sini,” kata Mala.

Menatap Panggung Dunia

Setelah menyelesaikan misi di SEA Games 2025, Malana kini kembali ke Bali untuk beristirahat. Ia menikmati suasana Pantai Kuta yang tak jauh dari rumahnya, memanfaatkan libur akhir tahun untuk berkumpul bersama teman-teman sebelum kembali menyusun rencana besar ke depan.

Sejumlah target telah dipasang oleh Malana, termasuk tampil di ajang-ajang bergengsi dunia hingga Olimpiade.

“Aku ingin diundang ke SLS (Street League Skateboarding) dan ingin main di X Games. Ingin ke World Skate lagi, juga ingin main di Asian Games. Semoga bisa dapat emas itu targetnya. Dan Sea Games lagi, semoga, juga Olimpiade,” ujarnya penuh semangat.

Remaja bermata biru kehijauan itu juga mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap perkembangan olahraga skateboard, salah satunya melalui keberadaan skatepark yang memadai di Kuta, Badung, yang berada di kawasan pariwisata strategis.

Meski demikian, ia berharap pemerintah dapat menghadirkan lebih banyak skatepark dengan standar dan ukuran seperti arena Olimpiade. Menurutnya, Bali memiliki banyak anak-anak di bawah usia 10 tahun dengan potensi besar di olahraga skateboard yang perlu difasilitasi sejak dini.

x|close