Ntvnews.id, Jakarta - Amerika Serikat (AS) kembali menunda rencana memberlakukan tarif besar-besaran terhadap produk China, termasuk kendaraan listrik dan material baterai, chip semikonduktor dan sel surya.
Pada Jumat (30/8/2024), pemerintahan Joe Biden mengatakan akan segera membuat keputusan akhir tentang tarif, meskipun masih berupaya membuat keputusan untuk rencana yang diusulkan, menurut laporan dari Automotive News.
Negara Paman Sam itu diperkirakan akan meluncurkan tarif sebesar 100 persen untuk kendaraan listrik China, 50 persen untuk semikonduktor dan sel surya, dan 25 persen untuk material penting yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik, berdasarkan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump pada 2018 dan 2019.
Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengatakan pihaknya "terus mengembangkan penentuan akhir mengenai usulan modifikasi" tarif.
"USTR terus mengembangkan penentuan akhir terkait usulan modifikasi tindakan dalam investigasi Pasal 301 atas Undang-Undang, Kebijakan, dan Praktik Republik Rakyat Tiongkok yang Terkait dengan Transfer Teknologi, Kekayaan Intelektual, dan Inovasi," kata juru bicara USTR dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Teslarati, Minggu (1/9/2024).
Baca Juga: AS Tawarkan Dana Hibah Rp8 Triliun, Perluas Infrastruktur Pengisian Daya Mobil Listrik
"Seiring dengan berlanjutnya pekerjaan ini, USTR berharap dapat mengumumkan keputusan akhir dalam beberapa hari mendatang," lanjut lembaga tersebut.