Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan akan menindaklanjuti informasi mengenai dugaan kontaminasi radioaktif pada produk pangan Indonesia, termasuk cengkih, yang dilaporkan oleh otoritas Amerika Serikat.
“Belum, kami belum dengar (temuan tersebut) dan mohon kami diinformasikan, nanti kami telusuri,” ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, di Jakarta, Selasa, 30 September 2025.
Febri menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu informasi lebih rinci mengenai dugaan kontaminasi tersebut, termasuk bentuk dan asal usul paparan zat radioaktif pada komoditas ekspor.
“Nanti setelah ditelusuri akan kelihatan seperti apa, di mana kejadiannya, dalam wadah seperti apa, dan siapa yang membuat ada barang radioaktif di situ,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa Kemenperin akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait untuk menelusuri kasus ini, termasuk dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) yang memiliki wewenang dalam hal pengawasan radiasi.
“Kita belum tahu, tapi nanti kan ada tim ya, terutama dari Bapeten, ya,” kata dia.
Baca Juga: Kemenperin Siapkan Aturan Baru untuk Kendalikan Peredaran Rokok Ilegal
Kabar ini mencuat setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melaporkan adanya dugaan kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada sejumlah produk asal Indonesia, yakni udang dan cengkih yang masuk ke pasar AS.
Menanggapi laporan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa pemerintah saat ini sedang menyiapkan langkah investigasi mendalam.
“Kita lihat nanti,” ujarnya singkat pada Selasa siang.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga Kemenko Pangan, Bara Hasibuan, menyampaikan bahwa pemerintah belum dapat menyimpulkan asal-muasal kontaminasi yang terjadi pada produk cengkih tersebut.
“Sudah beberapa hari kita dapat laporan dari AS, ternyata produk cloves, cengkih, itu juga ternyata terkontaminasi. Tapi ini baru lapor, baru kita terima (laporannya),” kata Bara.
“Jadi kita masih akan melakukan investigasi. Makanya kita trace (telusuri) dulu dari mana sumbernya,” ujarnya menambahkan.
Di sisi lain, pemerintah juga tengah memastikan keterbukaan informasi kepada pihak-pihak terkait mengenai perkembangan kasus ini. Komunikasi juga dilakukan secara berkala dengan mitra internasional, termasuk pemerintah Amerika Serikat dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
(Sumber : Antara)