Ntvnews.id, Jakarta - Potongan video komika Pandji Pragiwaksono yang menyinggung adat Toraja, khususnya tradisi Rambu Solo, tengah viral di media sosial sampai menuai kecaman dari masyarakat adat.
Dalam materi stand up comedy yang beredar, Pandji menyebut banyak warga Toraja jatuh miskin akibat memaksakan diri menggelar pesta kematian. Selain itu, ia menggambarkan jenazah keluarga yang belum dimakamkan dibiarkan terbaring di ruang tamu, tepat di depan televisi.
"Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal makaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya,” ungkap Pandji dalam video tersebut.
"Dan banyak yang ga punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu. Ini praktik umum. Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV di ruang tamu gitu. Kalau untuk keluarganya sih biasa aja ya, tapi kalau ada yang bertamu kan bingung ya. Nonton apapun di TV berasa horor," ujarnya yang yang disambut tawa penonton.
Baca Juga: Bisnis Siaran Radio Banyak Tergerus Digital, Ini Kata Pandji Pragiwaksono
Kontroversi muncul karena materi Pandji dinilai tidak pantas dijadikan bahan lelucon, terutama yang menyangkut adat dan tradisi yang dihormati masyarakat Toraja.
Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar, Amson Padolo, menyayangkan pernyataan Pandji. Menurutnya, adat di Indonesia seharusnya tidak dijadikan bahan candaan.
Pandji Pragiwaksono (Instagram)
"Kami sangat menyayangkan seorang tokoh publik berpendidikan seperti Pandji menjadikan adat Toraja sebagai bahan lelucon," ujar Amson dalam video beredar, dikutip pada Senin, 3 Oktober 2025.
Amson menekankan ada dua hal utama dalam materi Pandji yang dianggap menyakiti hati masyarakat Toraja. Pertama, pernyataan bahwa warga Toraja jatuh miskin karena pesta adat. Kedua, anggapan bahwa jenazah disimpan di ruang tamu atau depan TV.
Baca Juga: Soal Sule Ditawari Calon Wakil Walikota oleh Raffi Ahmad, Pandji Pragiwaksono Bilang Gini
"Ada dua hal yang membuat kami terluka. Pertama, pernyataannya bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena pesta adat. Kedua, anggapan bahwa jenazah disimpan di ruang tamu atau depan TV. Itu tidak benar dan sangat menyinggung," tegas Amson.
Ia menjelaskan bahwa praktik menyimpan jenazah dalam tradisi Toraja tidak dilakukan sembarangan. Bila keluarga belum memiliki rencana menggelar Rambu Solo, jenazah disemayamkan di ruang khusus, bukan di ruang tamu seperti yang digambarkan Pandji.
Amson menegaskan pentingnya tanggung jawab moral bagi publik figur dalam menyampaikan pernyataan, termasuk dalam konteks humor. PMTI menuntut Pandji meminta maaf secara terbuka, sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya Toraja.
Pandji Pragiwaksono