Ntvnews.id, Denpasar - Paviliun BaleBio, proyek kolaboratif yang memadukan inovasi arsitektur dengan pemberdayaan komunitas, berhasil meraih tiga penghargaan internasional berkat kontribusinya terhadap desain regeneratif dan dampak sosial yang berkelanjutan.
Inisiatif ini merupakan hasil kerja sama antara Bauhaus Earth, Bamboo Village Trust (BVT), dan Kota Kita (KK) dalam program global Transformation Pathways Toward a Regenerative Built Environment (ReBuilt), yang bertujuan menantang praktik konstruksi konvensional yang tidak ramah lingkungan.
Pada Oktober 2025, Paviliun BaleBio menerima tiga penghargaan prestisius, yaitu Australian Good Design Award (Pemenang, Social Impact Category), Built By Nature Prize (Commendation/2nd Award), serta German Design Award (Pemenang untuk kategori Circular Design dan Exhibition). Pengakuan ini menegaskan posisi Indonesia dalam percakapan global mengenai Lingkungan Binaan Regeneratif (Regenerative Built Environment/RBE).
Dirancang oleh Cave Urban, BaleBio mengusung konsep arsitektur regeneratif yang memadukan desain, material, dan fungsi sosial dalam satu kesatuan. Struktur paviliun sepenuhnya dibangun menggunakan material berbasis alam dan hasil daur ulang, dengan bambu rekayasa (engineered bamboo) sebagai bahan utama yang diproduksi oleh unit agroforestri masyarakat setempat.
Lebih dari sekadar karya arsitektur, BaleBio menjadi ruang publik yang lahir “dari komunitas, untuk komunitas”, di mana warga lokal ikut menentukan fungsi serta penggunaannya sebagai pusat kegiatan sosial inklusif.
Proses kolaborasi menjadi kunci keberhasilan proyek ini. Bauhaus Earth berperan sebagai penggagas, Kota Kita memimpin pelibatan komunitas dan koordinasi dengan pemangku kepentingan, sementara Bamboo Village Trust bertanggung jawab atas manajemen teknis dan rantai pasok material bambu, mulai dari sistem agroforestri hingga penilaian siklus hidup bangunan bersama Atelier One dan Eco-Mantra.
View this post on Instagram
“Kita memiliki peluang untuk membangun ekonomi restoratif, di mana masyarakat desa di Bali dan daerah kehutanan lainnya bisa menjadi pemasok utama material berbasis alam untuk masa depan lingkungan binaan. BaleBio menunjukkan bahwa visi itu dapat diwujudkan,” ujar Arief Rabik, Direktur Eksekutif Bamboo Village Trust dalam keterangannya, Senin, 3 November 2025.
Sementara itu, Kota Kita juga melakukan analisis sistem perkotaan untuk mengidentifikasi solusi regeneratif di Denpasar dan wilayah Bali. Mereka memfasilitasi dialog lintas sektor, antara akademisi, pemerintah daerah, praktisi, hingga komunitas lokal, guna memperkuat komitmen bersama terhadap lingkungan binaan yang berkelanjutan.
“Lingkungan binaan yang regeneratif harus berakar pada kebutuhan dan kondisi masyarakat. Desain dan material berkelanjutan hanya bermakna jika berpijak pada realitas lokal dan kepemilikan kolektif,” tutur Ahmad Rifai, Direktur Eksekutif Kota Kita.
Pencapaian ini turut dimungkinkan berkat dukungan berbagai pihak. Proyek BaleBio didanai oleh The Federal Ministry for the Environment, Climate Action, Nature Conservation and Nuclear Safety (BMUKN) sebagai donor utama, sementara Atelier One mendapat dukungan tambahan dari P4G. Kolaborasi juga melibatkan Gamalaw dalam komunikasi dengan Pemerintah Kota Denpasar, serta Indobamboo, Kaltimber, Bhoomi, Bamboo Pure, Wedoo, dan Rothoblass sebagai mitra penyedia material.
Dengan capaian ini, Paviliun BaleBio bukan hanya simbol inovasi desain, tetapi juga contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas disiplin dapat mewujudkan masa depan pembangunan yang berkelanjutan dan berakar pada kekuatan komunitas lokal.
BaleBio (Instagram)