A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Basarnas: Santri Kian Terhimpit Beton di Reruntuhan Ponpes Sidoarjo - Ntvnews.id

Basarnas: Santri Kian Terhimpit Beton di Reruntuhan Ponpes Sidoarjo

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2025, 21:45
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Mensos Saifullah Yusuf (tengah) memberikan keterangan kepada awak media saat mengunjungi posko keluarga korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Rabu, 1 Oktober 2025. Mensos Saifullah Yusuf (tengah) memberikan keterangan kepada awak media saat mengunjungi posko keluarga korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Rabu, 1 Oktober 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengungkap kondisi sejumlah santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang masih tertimbun reruntuhan semakin kritis karena tubuh mereka kian terhimpit beton bangunan yang ambruk.

“Kami menemukan satu korban masih bisa merespons suara, tetapi posisinya sudah sangat sempit. Bordes bangunan yang runtuh turun signifikan 10–12 sentimeter, sehingga ruang gerak korban semakin terbatas,” kata Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas, Emi Freezer, dalam rekaman suara konferensi pers yang diterima di Jakarta, Selasa, 30 September 2025.

Di hadapan puluhan pewarta di tenda media center darurat, Emi menjelaskan pola runtuhan bangunan berbentuk “pancake collapse” menyulitkan tim SAR menembus ruang sempit di antara kolom utama. Meskipun telah menggunakan peralatan berteknologi modern, akses menuju lokasi korban tetap sangat terbatas.

Baca Juga: Basarnas Ungkap Kondisi Santri yang Kena Robohan Ponpes: Ada yang di Kolong hingga Terhimpit Borders

“Dari 15 titik yang sudah teridentifikasi, delapan berstatus hitam (tidak responsif) dan tujuh masih merah (masih ada respons). Tantangan kami adalah bagaimana mempertahankan nyawa korban, dengan kondisi struktur yang rapuh,” ujarnya.

Basarnas bersama 375 personel gabungan tetap mengutamakan fase “golden time” 72 jam untuk penyelamatan. Salah satu upaya yang ditempuh tim SAR adalah membuat terowongan kecil di bawah reruntuhan agar korban bisa segera dibebaskan.

Sementara penggunaan alat berat masih ditunda karena dikhawatirkan memicu pergeseran konstruksi yang dapat membahayakan korban maupun tim penyelamat. “Sedikit getaran saja bisa berdampak seperti gempa kecil di lokasi runtuhan,” kata Emi.

Dia memastikan Basarnas melibatkan ahli konstruksi untuk mendampingi proses penilaian struktur bangunan dan memastikan evakuasi dilakukan seaman mungkin. Salah satunya adalah melibatkan pakar dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Baca Juga: Kemenperin Tolak Wacana Plain Packaging Rokok, Ini Alasannya

“Kami mohon doa dan dukungan agar setiap upaya penyelamatan bisa membuahkan hasil. Satu nyawa sangat berharga, dan kami akan berusaha semaksimal mungkin,” tambahnya.

Basarnas mengonfirmasi bahwa pada operasi hari ketiga berhasil mengevakuasi dua dari 15 santri yang terdeteksi dari bawah reruntuhan. Masih ada 13 santri yang kini terus diupayakan penyelamatannya. “Semua dilakukan dengan penuh kehati-hatian,” ujarnya.

(Sumber: Antara)

x|close