Ahli Ungkap Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Apa Itu?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 17 Des 2025, 09:05
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Bendera Jepang Bendera Jepang (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Jepang sejak lama dikenal sebagai salah satu negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia. Selama ini, pola konsumsi khas seperti ikan, teh hijau, dan nasi sering dianggap sebagai faktor utama yang membuat masyarakatnya berumur panjang. Namun, anggapan tersebut dinilai terlalu menyederhanakan persoalan.

Dilansir dari Times of India, Rabu, 17 Desember 2025, seorang ahli bedah saraf yang berbasis di Amerika Serikat, Dr Baibing Chen, menyampaikan sudut pandang berbeda. Ia menilai rahasia panjang umur masyarakat Jepang tidak bertumpu pada satu jenis makanan tertentu, melainkan pada pola hidup harian yang dijalani secara konsisten dan mendukung kesehatan otak serta tubuh dalam jangka panjang.

Melalui penjelasannya di media sosial, Dr Chen menyoroti bahwa kehidupan masyarakat Jepang dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan sederhana yang dilakukan terus-menerus. Rutinitas ini secara bertahap mengurangi beban pada sistem saraf, metabolisme, dan pembuluh darah, sehingga berdampak langsung pada kualitas hidup hingga usia lanjut.

Baca Juga: 30 Persen Perusahaan di Jepang Keos Gegara Beruang, Kok Bisa?

Menurut Dr Chen, kehidupan sehari-hari di Jepang berlangsung dengan ritme yang relatif teratur. Jadwal makan umumnya konsisten, pola tidur terjaga, dan aktivitas harian memiliki struktur yang berulang. Dari perspektif neurologi, kestabilan tersebut membantu menjaga keseimbangan kadar gula darah, hormon stres, serta siklus tidur.

Dalam jangka panjang, kondisi ini berperan menekan peradangan kronis dan menjaga fungsi kognitif, dua elemen penting dalam proses penuaan yang sehat.

Faktor lain yang disoroti adalah ukuran porsi makanan. Sajian Jepang biasanya hadir dalam porsi kecil dengan beberapa hidangan pendamping. Kebiasaan berhenti makan saat merasa cukup membantu mencegah konsumsi berlebihan.

Dr Chen menilai pola ini mampu mengurangi tekanan metabolik yang kerap mempercepat penuaan dan meningkatkan risiko penyakit jantung maupun gangguan pada otak.

Aktivitas Fisik Menyatu dengan Kehidupan

Mantan Perdana Menteri Jepang Tomiichi Murayama berbicara pada forum  <b>(Antara)</b> Mantan Perdana Menteri Jepang Tomiichi Murayama berbicara pada forum (Antara)

Di Jepang, olahraga tidak selalu dipisahkan sebagai aktivitas khusus. Aktivitas fisik hadir secara alami melalui kebiasaan berjalan kaki, menggunakan tangga, serta menjalani rutinitas harian tanpa ketergantungan berlebihan pada kendaraan.

Gerakan ringan yang dilakukan setiap hari terbukti memperlancar sirkulasi darah ke otak dan menurunkan risiko stroke serta penurunan fungsi kognitif.

Baca Juga: Jepang Kerahkan Jet Tempur Pantau Patroli Gabungan Pengebom Rusia–China di Dekat Wilayahnya

Meski bukan negara tanpa tekanan, struktur sosial dan rutinitas di Jepang dinilai membantu membatasi stres kronis. Menurut Dr Chen, stres berkepanjangan dapat merusak sistem saraf otonom yang mengatur detak jantung, pencernaan, dan daya tahan tubuh.

Kemampuan mengelola stres dengan lebih baik berkontribusi pada rendahnya angka penyakit yang berkaitan dengan tekanan psikologis.

Ikatan Sosial dan Deteksi Dini Penyakit

Keterlibatan sosial juga menjadi faktor penting. Banyak lansia di Jepang tetap aktif dalam komunitas, pekerjaan ringan, atau kegiatan sukarela. Interaksi sosial ini membantu menjaga kesehatan mental serta menurunkan risiko depresi dan demensia.

Di sisi lain, sistem kesehatan Jepang menekankan pemeriksaan rutin, sehingga berbagai penyakit dapat terdeteksi lebih dini sebelum berkembang menjadi masalah serius.

Pada akhirnya, Dr Chen menegaskan bahwa panjang umur masyarakat Jepang bukan semata-mata hasil faktor genetik atau satu kebiasaan khusus. Pola hidup yang konsisten, aktivitas fisik ringan, pengelolaan stres, serta hubungan sosial yang kuat menjadi fondasi kesehatan jangka panjang.

“Kebiasaan ini sebenarnya dapat diterapkan di mana saja,” ujar Dr Chen. Ketika kehidupan sehari-hari mendukung tubuh dan pikiran, kualitas hidup di usia lanjut dapat terjaga secara alami.

x|close