Ntvnews.id, Washington - Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan komitmennya untuk memprioritaskan reformasi ekonomi dan membuka dialog dengan pengunjuk rasa menyusul terjadinya aksi protes besar di Teheran akibat memburuknya kondisi perekonomian.
"Hajat hidup masyarakat menjadi perhatian saya setiap harinya. Kami memiliki aksi fundamental terkait agenda reformasi sistem moneter dan perbankan serta mempertahankan daya beli masyarakat," kata Pezeshkian melalui media sosial X pada Senin, 29 Desember 2025.
Ia menyampaikan telah menginstruksikan Menteri Dalam Negeri Iran untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dengan membuka dialog bersama perwakilan pengunjuk rasa.
Langkah tersebut, menurut Pezeshkian, dilakukan agar pemerintah "dapat bertindak sekuat tenaga mengatasi permasalahan dan mengatasinya secara bertanggung jawab".
Baca Juga: Presiden Iran Tegaskan Negara Sedang Berada dalam Perang Skala Penuh Lawan AS, Israel, dan Eropa
Pernyataan Presiden Iran itu disampaikan sebagai respons atas demonstrasi terbesar yang terjadi di negara tersebut dalam tiga tahun terakhir, yang dipicu oleh anjloknya nilai mata uang rial hingga mencapai titik terendah terhadap dolar Amerika Serikat.
Gelombang unjuk rasa yang berlangsung di Teheran serta sejumlah kota besar lainnya di Iran itu juga berujung pada pengunduran diri Gubernur Bank Sentral Iran Mohammad Reza Farzin.
Kondisi perekonomian Iran dalam beberapa waktu terakhir kian tertekan akibat lonjakan inflasi, pelemahan nilai tukar rial, stagnasi pertumbuhan produk domestik bruto, serta derasnya arus pelarian modal yang dipicu oleh sanksi Amerika Serikat.
(Sumber: Antara)
Arsip - Para pengunjuk rasa menghadiri rapat umum di Teheran, Iran. 19 April 2024. ANTARA/Xinhua/Shadati/aa. (Antara)