Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Komisaris NT Corp, Nurdin Tampubolon, menyebut program Koperasi Desa Merah Putih sebagai langkah strategis dan realistis dalam membangun Indonesia dari akar rumput.
Menanggapi komentar yang menyebut program ini merupakan proyek ambisius, Nurdin justru menilai pendekatan ini sangat rasional karena berangkat dari kondisi nyata masyarakat Indonesia yang sebagian besar tinggal di desa.
“Pertama, ini kalau kita membangun Indonesia memang harus dari desa, karena masyarakat kita lebih banyak tinggal di desa. Jadi Koperasi Merah Putih ini adalah suatu cara yang paling strategis dalam membangun Indonesia,” ujar Nurdin Tampubolon dalam program Dialog Prime di Nusantara TV, Senin sore, 21 Juli 2025.
Menurut Nurdin, koperasi bukanlah konsep baru. Koperasi sudah ada, bahkan sebelum kemerdekaan. Tantangannya kini adalah bagaimana membawanya ke level profesional agar bisa menjadi alat yang efektif untuk memperkuat daya saing bangsa.
Baca Juga: Gerakkan Ekonomi Rakyat, Budi Arie Ungkap Agenda Besar Koperasi Merah Putih
Presiden Komisaris NT Corp Dr Nurdin Tampubolon di program NTV Prime Nusantara TV (Youtube: Nusantara TV)
“Jadi kalau saya lihat ya, koperasi ini sejak zaman sebelum kemerdekaan kan sudah berjalan. Kemudian bagaimana kita membuat ini lebih profesional,” kata Nurdin saat menjawab Presenter NTV Tascha Liudmila.
Ia juga menekankan pentingnya visi Presiden Prabowo Subianto yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju, sehat, cerdas, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045. Dalam visi itu, desa dan produk lokal menjadi kunci utama.
“Pertama, menurut saya apa yang dikatakan Pak Prabowo, Presiden kita, bagaimana membangun Indonesia untuk bisa berdaya saing dengan bangsa-bangsa lain dan juga untuk meningkatkan taraf hidup Indonesia Maju, Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar dan Indonesia Emas di tahun 2045,” kata Nurdin.
Produk unggulan desa, lanjutnya, adalah aset besar yang selama ini belum dioptimalkan. Melalui 80.000 koperasi desa dan kelurahan yang akan dibentuk, pemerintah sudah melakukan pendataan produk unggulan di masing-masing wilayah.
Baca Juga: Budi Arie: Kopdes Merah Putih Terbuka untuk Semua Warga Negara Indonesia
Presiden Komisaris NT Corp Dr Nurdin Tampubolon di program NTV Prime Nusantara TV (Youtube: Nusantara TV)
“Produk kita itu kan ada di desa sebenarnya. Jadi tanggapan saya adalah kalau kita membangun suatu produk, produk ini kan akan dipasarkan, apakah itu di dalam negeri atau di luar negeri sebagai ekspor kita,” ujarnya.
Konsep “satu desa satu produk” atau one village one product akan menjadi bagian dari strategi besar ini. Koperasi diharapkan bisa mengelola sumber daya yang tersedia secara langsung oleh masyarakat desa, dan produk yang dihasilkan dipasarkan baik untuk kebutuhan lokal maupun ekspor.
“Yang pertama dan utama dipastikan bahwa produk ini nanti dengan sumber daya yang ada di sana, dikelola oleh masyarakat desa itu sendiri dan dijual ke Indonesia dalam bentuk ekspor lokal maupun ekspor ke luar negeri,” tutur Nurdin.
Ia menambahkan bahwa untuk sukses, koperasi memerlukan tiga sumber daya utama: modal, teknologi, dan SDM. Pemerintah disebut sudah menyiapkan sistem digital berbasis aplikasi yang bisa digunakan secara luas, meskipun jenis produknya akan berbeda-beda antar desa.
Baca Juga: Budi Arie Tegaskan Partisipasi Kolektif Jadi Kunci Sukses Koperasi Merah Putih
“Yang pertama adalah modal untuk kerja di sana, yaitu dalam bentuk uang untuk membangun produk. Kemudian ada sumber daya uang, ada sumber daya teknologi. Yang diinginkan Pak Prabowo teknologi ini sudah dalam bentuk digital, dengan menggunakan aplikasi-aplikasi atau platform-platform. Cuma produknya aja yang berbeda dari desa satu dan lainnya,” jelasnya.
Tak kalah penting, menurut Nurdin, adalah kesiapan sumber daya manusia desa dalam mengelola koperasi secara modern, termasuk dalam hal perencanaan investasi (Capex), operasional (Opex), hingga pemasaran.
“Yang ketiga adalah bagaimana ketersediaan sumber daya manusia dalam mengelola teknologi, menghitung proses produksinya mulai dari Capex-nya, Opex-nya dan pemasarannya,” ujarnya.
Nurdin optimistis terhadap potensi pasar untuk produk-produk desa. Selain pasar lokal yang masih terbuka luas, pasar internasional pun sangat membutuhkan komoditas yang dihasilkan dari desa-desa di Indonesia.
“Pasar kita tidak ragu. Pasar lokal pun masih bisa diisi. Pasar luar negeri juga sangat membutuhkan produk kita,” tandasnya.