Sororti PMI Manufaktur RI Anjlok, Jokowi Minta Para Menteri Cari Tahu Penyebabnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Agu 2024, 11:30
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Jokowi saat menyampaikan pengantar di rapat kabinet paripurna di IKN. (YouTube) Presiden Jokowi saat menyampaikan pengantar di rapat kabinet paripurna di IKN. (YouTube)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan para jajarannya untuk mengantisipasi dan mencari tahu mengapa Purchasing Managers' Index (PMI) mengalami pelemahan.

Hal tersebut setelah Standard & Poor's Global Rating atau S&P global merilis data PMI manufaktur Indonesia di zona kontraksi 49,3 pada Juli 2024 dibanding Juni 2024 sebesar 50,7 dan 54,2 pada Maret 2024.

"Saya ingin dicari betul penyebab utamanya dan segera diantisipasi,” ujar Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna dikutip dari Antara, Senin (12/8/2024)

Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia memasuki level kontraksi setelah ekspansif selama 34 bulan berturut-turut. Penurunan PMI, kata dia, sudah terjadi sejak 4 bulan terakhir.

Baca juga: Ini yang Dibahas di Sidang Kabinet Perdana di IKN

"Pada bulan Juli kita masuk ke level kontraksi. Ini agar dilihat betul, diwaspadai betul secara hati-hati," kata dia.

Kepala Negara itu mengungkapkan terdapat sejumlah kemungkinan yang menjadi sorotan Jokowi terkait dengan pelemahan PMI.

Mulai dari kemungkinan tingginya beban impor bahan baku karena fluktuasi rupiah, melemahnya permintaan ekspor yang diakibatkan oleh gangguan rantai pasok, atau perlambatan ekonomi yang dialami oleh berbagai mitra dagang utama Indonesia.

Secara khusus, Jokowi juga menyoroti kemungkinan adanya serangan produk-produk impor yang masuk ke Indonesia, sehingga mengakibatkan pelemahan PMI.

"Sehingga penting belanja produk lokal, sekali lagi saya tekankan. Kemudian penggunaan bahan baku lokal, dan juga perlindungan terhadap industri dalam negeri kita," kata Jokowi.

Baca juga: Pak Bas Ungkap Kondisi Terkini Ruang Sidang Paripurna IKN

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan akan mengatur kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memitigasi pelemahan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang terkontraksi ke level 49,3 pada Juli 2024.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menjelaskan komponen tingkat output dan permintaan baru dalam PMI termoderasi, terutama akibat gejolak geopolitik global.

Meski begitu, komponen Indeks Kepercayaan Bisnis terhadap prospek produksi ke depan berada pada level tertinggi sejak Februari 2024.

Produsen optimistis bahwa volume penjualan akan meningkat dan kondisi pasar akan kembali menguat di tahun depan, sejalan dengan proyeksi IMF untuk pertumbuhan ekonomi 2025 yang naik ke 3,3 persen.

Halaman
x|close